Pengkhianat! Sejumlah Tokoh
Indonesia Hadiri HUT Israel
Jakarta – KabarNet: Sejumlah tokoh
dari Indonesia menghadiri perayaan
kemerdekaan Zionis Israel di
School of the Arts, Singapura.
Pengkhianat, Itulah kata yang cocok
untuk menyebut sejumlah Warga
Negara Indonesia (WNI) yang hadir
dalam peringatan HUT Israel, Kamis
(26/4/2012) lalu.
Setidaknya ada sepuluh orang
Indonesia yang hadir dalam
peringatan ulang tahun ke-64
kemerdekaan Israel. Hebohnya lagi,
tamu dari Indonesia itu semua
muslim. Mereka adalah politikus
tersohor bersama istri berjilbab,
dua perwakilan dari KADIN,
pengusaha, dan bekas petinggi
ormas pemuda Islam.
Diberitakan harian online
Merdeka.com, bahwa salah satu
yang hadir dalam acara tersebut
adalah politisi senior Ferry
Mursyidan Baldan. Ferry yang kini
menjadi pengurus ormas Nasional
Demokrat (Nasdem) itu nampak
duduk di deretan keempat dari
belakang. Berdampingan dengan
seorang perepuan berkerudung
merah muda. Ferry memakai
setelan jas lengkap dengan dasi
dan berkacamata.
Rombongan asal Indonesia itu
memilih duduk berpencar di empat
barisan terakhir. “Dia kan sering
datang ke Indonesia,” kata seorang
petinggi KADIN (Kamar Dagang dan
Industri), merujuk pada Duta Besar
Israel buat Singapura Amira Arnon.
Dia mengungkapkan KADIN selalu
mendapat undangan serupa saban
tahun.
Lantas muncul rombongan lain,
yakni mantan politikus Golkar
bersama istri dan sejumlah tokoh
pemuda. “Saya sudah empat tahun
menghadiri perayaan kemerdekaan
Israel di Singapura,” kata salah satu
dari mereka yang mengaku bekas
sekretaris jenderal Himpunan
Mahasiswa Islam ini. Bahkan, ia
mengatakan bakal ada rombongan
pemuda dari Indonesia yang akan
berkunjung ke Israel bulan depan.
Sedangkan politikus yang juga
pernah menjabat anggota Dewan
Perwakilan Rakyat, Ferry Mursyidan
Baldan, mengaku sudah melawat ke
Israel tiga tahun lalu. “Saya
mengunjungi Hebron, Jericho, dan
Yerusalem,” ujar pria berkaca mata
ini. Dia juga sempat bertemu
sejumlah anggota Knesset
(parlemen Israel).
Istri Ferry tak kalah bangga
bercerita soal kunjungan mereka ke
negara Zionis itu. Menurut
perempuan berjilbab ini, situasi
Israel tidak seperti yang ia ketahui
sebelumnya. “Di Knesset saja ada
masjid karena ada anggota mereka
keturunan Arab Muslim,” katanya.
Semua orang Indonesia itu tidak
kikuk berada di resepsi itu. Bahkan,
mereka berbincang akrab dengan
tuan rumah, yakni Duta Besar Israel
untuk Singapura Amira Arnon.
Amira tampak senang menyambut
tetamunya dari Indonesia itu.
Bahkan, ia menyebut mereka
kawan Israel. Aroma undangan asal
Indonesia itu boleh saja tercium
wangi di hidung Arnon. Tapi bagi
sebagian besar umat Islam,
sangatlah menyakitkan.
Pengamat politik Universitas
Indonesia Iberamsjah menilai,
kehadiran politikus Partai Nasional
Demokrat (NasDem) Ferry
Mursyidan Baldan, dalam perayaan
HUT Israel di Singapura, Kamis
(26/4) lalu, dapat berakibat kepada
berkurangnya kepercayaan publik
kepada Partai Nasdem. Sebab,
publik akan berpikir NasDem tak
membela Islam. ”Kita semua tahu
tindakan Israel terhadap umat
Islam di Palestina khususnya tak
bisa ditolerir, tindakan Israel yang
tidak terpuji,” kata Iberamsjah,
Jakarta, Senin, (30/4).
Menurut Iberamsjah, kehadiran
Ferry ke acara tersebut sangat
melukai perasaan umat Islam.
Iberamsjah lantas
mempertanyakan apakah Partai
NasDem memiliki hubungan
dengan Israel. ”Harus dan pantas
dicurigai hubungan antara Partai
Nasdem dengan Israel. Jangan-
jangan biaya yang digunakan oleh
Partai Nasdem selama ini berasal
dari bankir-bankir Yahudi Israel,
karena Partai Nasdem ini termasuk
partai yang memiliki biaya besar
dan tempo yang cepat,” jelas
Iberamsjah. Demikian diberitakan
merdeka.com.
Sementara itu, Ketua Majelis Ulama
Indonesia (MUI) Amidhan menilai,
kedatangan sejumlah Warga Negara
Indonesia (WNI) ke perayaan HUT
Israel di Singapura itu sebagai
sebuah bentuk pengkhiatan
terhadap Indonesia. Sebab, hingga
saat ini Indonesia tak pernah
mengakui adanya negara Israel. “Itu
mengkhianati sikap kita yang tidak
mengakui Israel. Itu tentu melukai
hati rakyat Palestina dan negara lain
yang mendukung kemerdekaan
Palestina,” kata Amidhan.
Menurut dia, sikap Indonesia soal
Israel sejak dulu hingga kini jelas.
Indonesia bahkan hingga kini tak
mau membuka hubungan
diplomatik dengan negara zionis
itu. “Karena di dalam konstitusi kita
tak mendukung penjajahan. Nah
Israel kan sampai sekarang masih
menjajah Palestina,” kata dia.
Lebih lanjut dia mengatakan,
kedatangan warga negara Indonesia
ke acara tersebut tak sejalan
dengan sikap pemerintah
Indonesia. Sebab, hingga kini
Indonesia masih memperjuangkan
kemerdekaan Palestina. “Kita tidak
ada urusan dengan Israel,” kata dia.
Kecaman senada juga diutarakan
oleh Pendiri organisasi
kemanusiaan Medical Emergency
Rescue Committe (MER-C),
Joserizal. Ia mengutuk keras
tindakan sejumlah tokoh dari
Indonesia yang menghadiri acara
tersebut. ”Mereka telah melanggar
konstitusi negara Indonesia,” ujar
Joserizal, Senin (30/4/2012).
Tak cuma itu, Joserizal juga
menganggap tokoh Indonesia yang
menghadiri acara kemerdekaan
Zionis Israel itu sebagai sebagai
pengkhianat bangsa. “Mereka jelas-
jelas melanggar konstitusi. Mereka
adalah bagian dari penghianat
bangsa!” ujar Joserizal. Menurut dia,
berdasarkan pembukaan Undang
undang Dasar Negara 1945
menyatakan, ”Bahwa sesungguhnya
kemerdekaan itu ialah hak segala
bangsa dan oleh sebab itu, maka
penjajahan diatas dunia harus
dihapuskan karena tidak sesuai
dengan perikemanusiaan dan
perikeadilan”. Seperti dikutip
republika.co.id.
Menurut Jose, Israel adalah
penjajah di Palestina. Ia
menegaskan bahwa Palestina
seharusnya berhak merdeka.
”Sebagai bangsa yang berpegangan
pada pembukaan UUD 1945,
seharusnya para tamu tersebut
menyadari bahwa Israel adalah
penjajah. Sehingga tak sepatutnya
menghadiri acara peringatan Hari
Kemerdekaan Israel tersebut.
Ia menambahkan, kalau pun batang
tubuh UUD masih dapat diubah,
namun pembukaan UUD
merupakan sesuatu yang tak dapat
ditawar. Jose juga menegaskan, baik
politis maupun pejabat yang
menghadiri hari kemerdekaan
Zionis Israel tak pantas menjabat di
Indonesia. Sudah sepatutnya
mengundurkan diri dari jabatan
atau mundur dari kiprah politik
mereka di Indonesia. “Mereka
seharusnya berhenti dari jabatan
mereka. Mereka tidak pantas jadi
politisi di sini,” kata dia.
Patut disesalkan dengan kehadiran
sejumlah warga negara Indonesia
dalam peringatan HUT
Kemerdekaan Israel di Singapur.
Walaupun tidak ada konsekuensi
hukuman, tentu hal ini pada
khususnya sangat melecehkan para
pujuang Palestina dan melukai
perasaan umat Islam pada
umumnya. Mereka (WNI) yang hadir
di acara HUT Israel berarti tidak
menghormati konstitusi UUD 1945
yang menentang setiap penjajahan
di atas dunia. Artinya, mereka telah
mengkhianati kemerdekaan bangsa.
Apalagi HUT kolonialis yang
konstitusi RI tak mengakui negara
tersebut. [KbrNet/SI/Merdeka]
0 comments:
Post a Comment