7 lapisan langit dan pembagian
dimensi
dimensi
sini bukan berarti langit tersebut
menumpuk secara berlapis-lapis
seperti kue lapis, tapi ketujuh
lapisan tersebut semakin
meningkat kedudukannya sesuai
dengan bertambah tingkat
dimensinya.
Pertambahan tingkat dimensi
ketujuh lapisan langit tersebut
hanya bisa digambarkan dengan
memproyeksikannya ke langit
pertama (dimensi ruang yang
dihuni oleh kita) yang berdimensi
tiga. Karena hanya ruang
berdimensi tiga inilah yang bisa
difahami oleh kita. Secara analog,
kita bisa membuat perumpamaan
sebagai berikut :
Penjelasan gambar:
Pada gambar 1 tampak bahwa
sebuah garis berdimensi 1
tersusun dari titik-titik dalam
jumlah tak terbatas. Kemudian
garis-garis tersebut disusun dalam
jumlah tak terbatas hingga menjadi
sebuah luasan berdimensi 2
(Gambar 2). Dan jika luasan-luasan
serupa ini ditumpuk ke atas dalam
jumlah yang tak terbatas, maka
akan terbentuk sebuah balok (ruang
berdimensi 3).
Kesimpulannya adalah sebuah
ruang berdimensi tertentu tersusun
oleh ruang berdimensi lebih rendah
dalam jumlah yang tidak terbatas.
Atau dengan kata lain ruang yang
berdimensi lebih rendah dalam
jumlah yang tidak terbatas akan
menyusun menjadi ruang
berdimensi yang lebih tinggi.
Misalnya, ruang 3 dimensi –
dimensi ruang yang sekarang dihuni
oleh kita ini – dengan jumlah tak
terbatas menyusun menjadi satu
ruang berdimensi empat.
Berdasarkan kesimpulan di atas
dapat dijelaskan sebagai berikut:
Langit pertama
Ruang berdimensi 3 yang dihuni
oleh makhluk berdimensi 3, yakni
manusia, binatang, tumbuhan dan
lain-lain yang tinggal di bumi
beserta benda-benda angkasa
lainnya dalam jumlah yang tak
terbatas. Namun hanya satu lapisan
ruang berdimensi 3 yang diketahui
berpenghuni, dan bersama-sama
dengan ruang berdimensi 3 lainnya,
alam semesta kita ini menjadi
penyusun langir kedua yang
berdimensi 4.
Langit kedua
Ruang berdimensi 4 yang dihuni
oleh bangsa jin beserta makhluk
berdimensi 4 lainnya. Ruang
berdimensi 4 ini bersama-sama
dengan ruang berdimensi 4 lainnya
membentuk langit yang lebih
tinggi, yaitu langit ketiga.
Langit ketiga
Ruang berdimensi 5 yang di
dalamnya “hidup” arwah dari orang-
orang yang sudah meninggal.
Mereka juga menempati langit
keempat sampai dengan langit
keenam. Langit ketiga ini bersama-
sama dengan langit ketiga lainnya
menyusun langit keempat dan
seterusnya hingga langit ketujuh
yang berdimensi 9.
Bisa dibayangkan betapa besarnya
langit ketujuh itu. Karena ia adalah
jumlah kelipatan tak terbatas dari
langit dunia (langit pertama) yang
dihuni oleh manusia. Berarti langit
dunia kita ini berada dalam struktur
langit yang enam lainnya, termasuk
langit yang ketujuh ini. Jika alam
akhirat, surga dan neraka terdapat
di langit ke tujuh, maka bisa
dikatakan surga dan neraka itu
begitu dekat dengan dunia kita tapi
berbeda dimensi.
Seperti disebutkan sebelumnya
bahwa langit dunia kita ini
merupakan bagian dari struktur
langit ketujuh. Berarti alam dunia
ini merupakan bagian terkecil dari
alam akhirat. Penjelasan ini sesuai
dengan hadist Nabi:
“Perbandingan antara alam dunia
dan akhirat adalah seperti air
samudera, celupkanlah jarimu ke
samudera, maka setetes air yang
ada di jarimu itu adalah dunia,
sedangkan air samudera yang
sangat luas adalah akhirat”.
Perumpamaan setetes air
samudera di ujung jari tersebut
menggambarkan dua hal:
1.Ukuran alam dunia dibandingkan
alam akhirat adalah seumpama
setetes air di ujung jari dengan
keseluruhan air dalam sebuah
samudera. Hal ini adalah
penggambaran yang luar biasa
betapa luasnya alam akhirat itu.
2.Keberadaan alam dunia terhadap
alam akhirat yang diibaratkan
setetes air berada dalam
samudera. Perumpamaan tersebut
menunjukkan bahwa alam dunia
merupakan bagian dari alam
akhirat, hanya ukurannya yang tak
terbatas kecilnya. Begitu juga
dengan kualitas dan ukuran segala
hal, baik itu kebahagiaan,
kesengsaraan, rasa sakit, jarak,
panas api, dan lain sebagainya, di
mana ukuran yang dirasakan di
alam dunia hanyalah sedikit sekali.
0 comments:
Post a Comment