Halalbihalal TMCC Gerlong 47 Bandung

Dalam acara tersebut akan ada rencana Pra Touring (Fun Touring) ke Kamojang, pada hari sabtu untuk tanggal nya di infokan di WA Group TMCC G47

Bakti Sosial Sumbangan Bencana Banjir - Longsor Cisalak Subang

Buka Puasa Bersama, Penyerahan Dana Sumbangan, Arisan dan Pertemuan Bulanan Telkom Motorcycles Community Gerlong 47 Bandung.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Touring to 2 Batu Tapak Cidahu Sukabumi

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

The First Touring Pangandaran

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Jendela Kereta



Suatu hari, di dalam sebuah kereta api terdapat seorang pemuda bersama ayahnya. Pemuda itu berusia kurang lebih 23 tahun, sudah cukup dewasa tentunya.

Di dalam kereta, pemuda itu memandang keluar jendela kereta. Lalu, diantara bisingnya suara kereta ia berkata pada Ayahnya.
"Ayah lihat, pohon-pohon itu sedang berlarian..."

Sepasang anak muda duduk berdekatan tertawa kecil melihat tingkah pemuda itu. Bagaimana tidak, untuk seukuran usianya, kelakuan pemuda itu tampak begitu kekanakan.


Namun seolah tak mempedulikan, si pemuda tadi tiba-tiba berkata lagi dengan antusiasnya,
"Ayah lihatlah, awan itu sepertinya sedang mengikut kita!!"
Sementara sang ayah dari pemuda itu tampak hanya tersenyum.

Kedua pasangan anak muda yang sejak tadi memperhatikan tingkah laku pemuda 23 tahun itu tampak tak sabar, lalu satu diantara mereka berkata kepada sang Ayah dari pemuda itu.
"Kenapa Anda tidak membawa putra Anda itu ke seorang dokter yang bagus?" sambil sedikit tertawa.

Sang Ayah hanya tersenyum, lalu berkata. "Sudah saya bawa, dan sebenarnya kami baru saja dari rumah sakit. Anak saya ini sebelumnya buta semenjak kecil, dan ia baru mendapatkan penglihatannya hari ini. Sungguh hari yang menyenangkan baginya."



Mendengar jawaban seperti itu, dua anak muda tadi tertunduk dan meminta maaf kepada ayah dari seorang pemuda yang baru mendapatkan penglihatannya hari itu.


Renungan:
Setiap manusia memiliki ceritanya masing-masing. Jangan langsung kita memvonis seseorang sebelum kita mengenalnya benar. Karena kebenaran boleh jadi mengejutkan kita. Selalu berprasangka baik kepada setiap orang, karena itu yang diajarkan nabimu, dan itulah cara yang baik untuk hidup...

Semoga terinspirasi dari kisah diatas....

Note: Artikel ini berasal dari berbagai sumber luar milik orang lain, dan maaf saya tak mencantumkan sumbernya dikarenakan telah lupa & tak tahu akan sumber tersebut.
Semoga pahala amal jariah selalu tercurah kepada pemilik asli yang sudah bersusah payah lagi ikhlas membuat artikel ini. Aamiin. 

Pertanyaan Aneh di Ujian Akhir


Ini kisah tentang salah seorang mahasiswa yang sedang menyelesaikan kuliah semester akhir di sebuah Universitas Negeri. Sebut saja namanya Adam, dia mengambil jurusan disebuah fakultas yang cukup favorit, yaitu Fakultas Kedokteran. Menurut keyakinannya, fakultas inilah yang dapat membuat hidupnya lebih baik di masa mendatang. Bukan kehidupan yang hanya baik untuknya, tetapi juga untuk keluarganya yang telah berusaha susah payah mengumpulkan uang, agar ia dapat meneruskan dan lulus dari kuliahnya dengan baik.

Kakaknya perempuannya pun rela untuk tidak menikah tahun ini, karena harus menyisihkan sebagian gajinya untuk membiayai tugas akhir dan biaya-biaya laboratorium serta praktikum yang cukup tinggi untuk Adam.

Kini tiba saatnya Adam harus mengikuti ujian semester akhir, mata kuliah yang diberikan oleh dosennya cukup unik. Saat itu sang dosen ingin memberikan pertanyaan-pertanyaan ujian secara lisan, dengan alasan agar sang dosen bisa dekat dengan mahasiswa.

Satu per satu pertanyaan pun dia lontarkan, para mahasiswa berusaha menjawab pertanyaan itu semampu mungkin dalam kertas ujian mereka.


Ketakutan dan ketegangan Adam saat ujian terjawab saat itu, pasalnya 9 pertanyaan yang dilontarkan oleh sang dosen lumayan mudah untuk dijawab olehnya. Jawaban demi jawaban pun dengan lancar ia tuliskan di lembar jawabannya.

Hingga sampailah pada pertanyaan ke-10.“Ini pertanyaan terakhir.” kata dosen itu.

“Coba tuliskan nama bapak tua yang setia membersihkan ruangan ini, bahkan seluruh ruangan di gedung Jurusan ini !” kata sang dosen sambil menggerakkan tangannya menunjuk keseluruh ruangan kuliah.

Mendengar perkataan sang dosen seperti itu, sontak saja mahasiswa seisi ruangan pun tersenyum dan tertawa kecil. Mungkin mereka menyangka ini hanya gurauan, jelas pertanyaan ini tidak ada hubungannya dengan mata kuliah yang sedang diujikan kali ini, pikir Adam dalam benaknya.

“Ini serius !” kata sang dosen yang sudah agak tua itu dengan tegas. “Kalau tidak tahu mending dikosongkan aja, jangan suka mengarang nama orang ! ”. lanjutnya mengingatkan.

Adam tahu persis siapa orang yang ditanyakan oleh dosennya itu. Dia adalah seorang bapak tua, orangnya agak pendek, rambut putih karena beruban. Dan ia juga mungkin satu-satunya cleaning service di gedung jurusan kedokteran tempat Adam kuliah. Bapak tua itu selalu ramah serta amat sopan dengan mahasiswa-mahasiswi di sana. Ia senantiasa menundukkan kepalanya saat melewati kerumunan mahasiswa yang sedang nongkrong. Tapi satu hal yang membuat Adam merasa konyol, justru ia tidak hafal nama bapak tua tersebut !!! Dan dengan terpaksa ia memberi jawaban ‘kosong’ pada pertanyaan ke-10 ini. Ujian pun berakhir, satu per satu lembar jawaban pun dikumpulkan ke tangan dosen.

Sambil menyodorkan kertas jawaban, Adam mencoba memberanikan diri bertanya kepada dosennya kenapa ia memberi ‘pertanyaan aneh’ itu, serta seberapa pentingkah pertanyaan itu dalam ujian kali ini ?.

“Justru ini adalah pertanyaan terpenting dalam ujian kali ini” kata sang dosen.

Mendengar jawaban sang dosen, beberapa mahasiswa pun ikut memperhatikan ketika dosen itu berbicara. “Pertanyaan ini memiliki bobot tertinggi dari pada 9 pertanyaan yang lainnya, jika Anda tidak mampu menjawabnya, sudah pasti nilai Anda hanya C atau D,” ungkap sang dosen.

Semua berdecak, Adam pun bertanya kepadanya lagi, “Kenapa Pak ? Kan soal nomor 10 ini tidak ada hubungannya dengan pelajaran kita?” Jawab sang dosen itu sambil tersenyum, “Siapa bilang tidak ada hubungannya, hanya yang peduli pada orang-orang di sekitarnya saja yang pantas jadi dokter. Kalau seorang dokter tidak memperdulikan orang-orang di sekitarnya, bagaimana dia bisa menolong dan berguna bagi orang banyak?” Lalu sang sang dosen pergi membawa tumpukan kertas jawaban ujian itu sambil meninggalkan para mahasiswa dengan wajah yang masih tertegun.

Dari kisah di atas, kita bisa mengambil pelajaran, bahwa kita harus peduli dan memperhatikan orang-orang di sekitar kita. Peduli merupakan langkah awal untuk menjadi pemberi manfaat bagi orang lain serta penyelesai masalah di masyarakat. Dan peduli, sudah seharusnya menjadi milik semua orang, bukan hanya dokter. Jadi, soal ujian nomor ke-10 di atas, kiranya juga menjadi soal ujian untuk kita semua. Maka seberapa pedulikah kita? sehingga mampu menjawab persoalan-persoalan yang ada disekitar kita. Semoga cerita di atas menjadi hikmah untuk kita.

Note: Artikel ini berasal dari berbagai sumber luar milik orang lain, dan maaf saya tak mencantumkan sumbernya dikarenakan telah lupa & tak tahu akan sumber tersebut.
Semoga pahala amal jariah selalu tercurah kepada pemilik asli yang sudah bersusah payah lagi ikhlas membuat artikel ini. Aamiin. 

Kisah Ibnu Hajar (Si Anak Batu)


Ibnu Hajar Al Asqalani, beliau adalah seorang anak yatim, Ayahnya meninggal pada saat beliau masih berumur 4 tahun dan ibunya meninggal ketika beliau masih balita. Di bawah asuhan kakak kandungnya, beliau tumbuh menjadi remaja yang rajin, pekerja keras dan sangat berhati-hati dalam menjalani kehidupannya serta memiliki kemandirian yang tinggi. Beliau dilahirkan pada tanggal 22 sya’ban tahun 773 Hijriyah di pinggiran sungai Nil di Mesir.

Nama asli beliau adalah Ahmad bin Ali bin Muhammad bin Muhammad bin Ali bin Mahmud bin Ahmad bin Hajar Al-Kannani Al-Qabilah yang berasal dari Al-Asqalan. Namun ia lebih masyhur dengan julukan Ibn Hajar Al Asqalani. Ibnu Hajar berarti anak batu sementara Asqalani adalah nisbat kepada ‘Asqalan’, sebuah kota yang masuk dalam wilayah Palestina, dekat Ghuzzah.

Suatu ketika, saat beliau masih belajar disebuah madrasah, ia terkenal sebagai murid yang rajin, namun ia juga dikenal sebagai murid yang bodoh, selalu tertinggal jauh dari teman-temannya. Bahkan sering lupa dengan pelajaran-pelajaran yang telah di ajarkan oleh gurunya di sekolah yang membuatnya patah semangat dan frustasi.


Beliaupun memutuskan untuk pulang meninggalkan sekolahnya. Di tengah perjalanan pulang, dalam kegundahan hatinya meninggalkan sekolahnya, hujan pun turun dengan sangat lebatnya, mamaksa dirinya untuk berteduh didalam sebuah gua. Ketika berada didalam gua pandangannya tertuju pada sebuah tetesan air yang menetes sedikit demi sedikit jatuh melubangi sebuah batu, ia pun terkejut. Beliau pun berguman dalam hati, sungguh sebuah keajaiban. Melihat kejadian itu beliaupun merenung, bagaimana mungkin batu itu bisa terlubangi hanya dengan setetes air. Ia terus mengamati tetesan air itu dan mengambil sebuah kesimpulan bahwa batu itu berlubang karena tetesan air yang terus menerus. Dari peristiwa itu, seketika ia tersadar bahwa betapapun kerasnya sesuatu jika ia di asah trus menerus maka ia akan manjadi lunak. Batu yang keras saja bisa terlubangi oleh tetesan air apalagi kepala saya yang tidak menyerupai kerasnya batu. Jadi kepala saya pasti bisa menyerap segala pelajaran jika dibarengi dengan ketekunan, rajin dan sabar.

Sejak saat itu semangatnya pun kembali tumbuh lalu beliau kembali ke sekolahnya dan menemui Gurunya dan menceritakan pristiwa yang baru saja ia alami. Melihat semangat tinggi yang terpancar dijiwa beliau, gurunya pun berkenan menerimanya kembali untuk menjadi murid disekolah itu.

Sejak saat itu perubahan pun terjadi dalam diri Ibnu Hajar. Beliau manjadi murid yang tercerdas dan malampaui teman-temannya yang telah manjadi para Ulama besar dan ia pun tumbuh menjadi ulama tersohor dan memiliki banyak karangan dalam kitab-kitab yang terkenal dijaman kita skrang ini. Di antara karya beliau yang terkenal ialah: Fathul Baari Syarh Shahih Bukhari, Bulughul Marom min Adillatil Ahkam, al Ishabah fi Tamyizish Shahabah, Tahdzibut Tahdzib, ad Durarul Kaminah, Taghliqut Ta’liq, Inbaul Ghumr bi Anbail Umr dan lain-lain.

Bahkan menurut muridnya, yaitu Imam asy-Syakhawi, karya beliau mencapai lebih dari 270 kitab. Sebagian peneliti pada zaman ini menghitungnya, dan mendapatkan sampai 282 kitab. Kebanyakan berkaitan dengan pembahasan hadits, secara riwayat dan dirayat (kajian).

Catatan: “Kisah Beliau diatas bisa menjadi motivasi bagi kita semua, bahwa sekeras apapun itu dan sesusah apapun itu jika kita betul-betul ikhlas dan tekun serta continue dalam belajar niscaya kita akan menuai kesuksesan. Jangan pernah menyerah atau putus asa, karena kegagalan itu hal yang biasa, tapi jika Anda berhasil bangkit dari kegagalan, itu baru luar biasa.

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, sampai ia sendirilah yang mengubah keadaan mereka sendiri” ( QS. Ar Rad : 11 ).

Note: Artikel ini berasal dari berbagai sumber luar milik orang lain, dan maaf saya tak mencantumkan sumbernya dikarenakan telah lupa & tak tahu akan sumber tersebut.
Semoga pahala amal jariah selalu tercurah kepada pemilik asli yang sudah bersusah payah lagi ikhlas membuat artikel ini. Aamiin.

2 Ekor Rajawali


Suatu hari seorang Raja mendapatkan hadiah 2 ekor anak rajawali. Raja senang sekali & selalu memamerkan anak rajawalinya.

Lalu dia berpikir, akan bagus sekali jika rajawali ini dilatih utk terbang tinggi. Tentu akan lebih menyenangkan lagi.

Ia memanggil pelatih burung yg tersohor di negerinya utk melatih 2 rajawali ini.

Stelah beberapa bulan, pelatih burung ini melapor kepada Raja. Seekor rajawali telah terbang tinggi & melayang² di angkasa. Namun seekornya lagi tidak beranjak dari pohonnya sejak hari pertama ia tiba.

Raja pun memanggil semua ahli hewan & para tabib sakti utk memeriksa rajawali kesayangannya ini. Namun tdk ada yg berhasil utk "menyembuhkan" & membuat rajawali ini terbang.

Berbagai usaha telah dilakukan namun rajawali ini tidak kunjung bergerak dari dahannya.

Kemudian Raja mendapat ide utk memanggil orang yg biasa "melihat" rajawali.

Kemudian ia bertemu dgn petani yg sangat mengenal akan sifat rajawali & Raja meminta bantuan petani itu.

Keesokan harinya ketika Raja mengunjungi rajawali ini, ia kaget melihat rajawali ini sudah terbang tinggi.

Dgn penuh penasaran Raja bertanya kpd petani, apa yg ia lakukan.

Petani menjawab,

"Saya hanya memotong cabang pohon yg selama ini dihinggapinya saja yaitu DAHAN yg membuatnya NYAMAN".

Kita sama dg rajawali tersebut, dilahirkan utk sukses, kita ditakdirkan utk terbang tinggi.

Namun, ada yg memegang erat yaitu ketakutan kita, kita tidak mau melepaskan ketakutan & tidak beranjak dari posisi.

Kadang kita terlalu memegang zona kenyamanan, hingga kita takut & tidak mau melepaskannya, : kita takut gagal, kita takut kecewa, kita takut capek, kita takut malu, dan takut seterusnya.

Satu-satunya cara untuk bisa membubung tinggi adalah. keluar dari zona nyaman...!

Tidak ada jalan pintas...

Hanya ada 2 pilihan: tetap bergantung di dahan selamanya atau membubung ke angkasa.

Note: Artikel ini berasal dari berbagai sumber luar milik orang lain, dan maaf saya tak mencantumkan sumbernya dikarenakan telah lupa & tak tahu akan sumber tersebut.
Semoga pahala amal jariah selalu tercurah kepada pemilik asli yang sudah bersusah payah lagi ikhlas membuat artikel ini. Aamiin.