Halalbihalal TMCC Gerlong 47 Bandung

Dalam acara tersebut akan ada rencana Pra Touring (Fun Touring) ke Kamojang, pada hari sabtu untuk tanggal nya di infokan di WA Group TMCC G47

Bakti Sosial Sumbangan Bencana Banjir - Longsor Cisalak Subang

Buka Puasa Bersama, Penyerahan Dana Sumbangan, Arisan dan Pertemuan Bulanan Telkom Motorcycles Community Gerlong 47 Bandung.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Touring to 2 Batu Tapak Cidahu Sukabumi

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

The First Touring Pangandaran

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Kisah Perempuan Miskin dan Sapinya

Kisah nyata ini terjadi di salah sebuah daerah di Yaman.Kisah penderitaan dan
kepahitan yang dilalui oleh penduduk Gaza tersebar ke seantero dunia. Semua orang marah,
benci, dendam dan sedih. Dimana korban kebanyakan adalah anak-anak kecil tak berdosa
yang menjadi korban muntahan peluru sehingga darah membasah bumi tanpa henti.

Tragedi dahsyat ini juga sampai juga ke telinga seorang perempuan tua yang hidup
miskin di salah sebuah kampung di Yaman. Sama seperti orang lain, dia juga turut sedih dan
pilu sehingga berurai air mata. Lantas suatu hari, dia berusaha sekuat upaya untuk mencoba
membantu sekadar semampunya. Kebetulan , ‘harta’ yang dia punya adalah seekor sapi tua,
terlalu uzur, kurus dan sudah tidak bermaya.

Dengan semangat tinggi dan perasaan simpati amat sangat, dia berniat
menyedekahkan Sapinya itu kepada penduduk Gaza lalu berjalan kaki dari rumah pergi ke
salah sebuah masjid di Yaman sambil memegang sapi tunggal kesayangannya itu.
Kebetulan hari itu Jumaat dan para jemaah sudah mengerumuni pekarangan masjid
untuk melaksanakan ibadat tersebut.

Ketika itu, betapa ramai yang melihat dan memperhatikan perempuan tua nan miskin
dengan sapinya yang berada di sisi luar masjid. Ada yang mengangguk, ada yang
menggeleng kepala. Tak terkecuali ada juga yang tersenyum sinis, tertawa, mengejek melihat
perempuan miskin yang setia berdiri di sisi sapinya.


Masa berlalu, jemaah masjid walaupun khusyuk mendengar khutbah imam namun
sesekali memperhatikan dua mahkhluk tuhan itu. Perempuan dan sapi itu masih di situ yang
tanpa rasa malu atau segan diraut wajahnya.

Setelah imam turun dari mimbar, solat Jumaat kemudian dilakukan, biar dibakar terik
mentari dan peluh menitis dan memercik di muka, perempuan dan sapi tua itu masih saja di
situ.
Segera setelah jemaah selesai solat dan berdoa, tiba-tiba perempuan itu dengan
tergesa-gesa menarik sapi itu membawanya ke depan pintu masjid sambil menanti dengan
penuh sabar tanpa mempedulikan jemaah yang keluar. Ramai juga orang yang tidak beranjak
dan perasaan ingin tahu, apa yang bakal dilakukan oleh perempuan tua itu.

Tatkala imam masjid keluar, perempuan tua itu bingkas berkata :”Wahai imam, aku
telah mendengar kisah sedih penduduk di Gaza. Aku seorang yang miskin tetapi aku
bersimpati dan ingin membantu. Sudilah kau terima satu-satunya sapi yang ku punyai untuk
dibawa ke Gaza, untuk di berikan kepada penduduk di sana.”

Gaduh seketika orang yang berada di masjid itu. Imam kaget dengan permintaan
perempuan itu namun keberatan untuk menerima. Ya, bagaimana membawa sapi tua itu ke
Gaza? Kemudian para jemaah mulai bercakap-cakap. Ada yang mengatakan tindakan itu
tidak munasabah apalagi sapi itu sudah tua dan tiada harga.
23

“Tolonglah.. bawalah sapi ini ke Gaza. Inilah saja yang aku punya. Aku ingin benar
membantu mereka,” ulang perempuan yang tidak dikenali itu. Imam tadi masih
keberatan.Masing-masing jemaah berkata-kata dan berbisik antara satu sama lain. Semua
pandangan tertumpu kepada perempuan dan sapi tuanya itu.
Mata perempuan tua yang miskin itu sudah mulai berkaca dan berair namun tetap
tidak beranjak dan terus merenung ke arah imam tersebut. Sunyi seketika suasana.
Tiba-tiba muncul seorang jemaah lalu bersuara mencetuskan idea: ”Tak mengapalah,
biar aku beli sapi perempuan ini dengan harga 10,000 riyal dan bawa uang itu kemudian
sedekahkanlah kepada penduduk di Gaza.
Imam kemudian nampak setuju. Perempuan miskin tua itu kemudian menyeka air
matanya yang sudah tumpah. Dia membisu namun sepertinya setuju dengan pendapat jemaah
itu.

Tiba-tiba bangkit pula seorang anak muda, memberi pandangan yang jauh lebih hebat
lagi: ”Bagaimana kalau kita rama-ramai membuat tawaran tertinggi sambil bersedekah untuk
membeli sapi ini dan duit nya nanti diserahkan ke Gaza?”
Perempuan itu terkejut, termasuk imam itu juga. Rupa-rupanya cetusan anak muda ini
diterima semua orang. Kemudian dalam beberapa menit para jemaah berebut-rebut
menyedekahkan uang mereka untuk dikumpulkan dengan cara lelang tertinggi.
Ada yang mulai menawar dari 10,000 ke 30,000 riyal dan berlanjutan untuk seketika.
Suasana pekarangan masjid di Yaman itu menjadi riuh selama proses lelang sapi tersebut.
Akhirnya sapi tua, kurus dan tidak bermaya milik perempuan tua miskin itu dibeli
dengan harga 500,000 riyal, setelah itu uang diserahkan kepada imam masjid, semua sepakat
membuat keputusan itu, kemudian salah seorang jemaah berbicara kepada perempuan tua itu.

“Kami telah melelang sapi kamu dan telah mengumpulkan uang sejumlah 500,000
riyal untuk membeli sapi itu.
“Akan tetapi kami telah sepakat, uang yang terkumpul tadi diserahkan kepada imam
untuk disampaikan kepada penduduk Gaza dan sapi itu kami hadiahkan kembali kepada
kamu,” katanya sambil memperhatikan perempuan tua nan miskin itu yang kembali
meneteskan air mata…gembira.

Tanpa diduga, Allah mentakdirkan segalanya, niat perempuan miskin itu untuk
membantu meringankan beban penderitaan penduduk Palestina akhirnya tercapai dan
dipermudahkan sehingga terkumpul uang yang banyak tanpa kehilangan “harta” satu-satunya
yang ada . Subhanallah.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
“Barangsiapa yg bersedekah (walau) sebesar kurma dari usaha yg baik, dan Allah
tidak menerima kecuali yg baik, dan Sungguh Allah swt menerimanya dg sambutan
hangat, lalu melipat gandakannya untuk orang itu seperti kalian mengasuh bayi yg
disusuinya, hingga sebesar gunung” (Shahih Bukhari)

Kisah indah Ibnu Hajar dengan Seorang Yahudi

Ibnu Hajar rahimahullah dulu adalah seorang hakim besar Mesir di masanya. Beliau
jika pergi ke tempat kerjanya berangkat dengan naik kereta yang ditarik oleh kuda-kuda atau
keledai-keledai dalam sebuah arak-arakan.

Pada suatu hari beliau dengan keretanya melewati seorang yahudi Mesir. Si yahudi itu
adalah seorang penjual minyak. Sebagaimana kebiasaan tukang minyak, si yahudi itu
pakaiannya kotor. Melihat arak-arakan itu, si yahudi itu menghadang dan menghentikannya.

Si yahudi itu berkata kepada Ibnu Hajar:
“Sesungguhnya Nabi kalian berkata:
” Dunia itu penjaranya orang yang beriman dan surganya orang kafir. ” (HR. Muslim)

Namun kenapa engkau sebagai seorang beriman menjadi seorang hakim besar di
Mesir, dalam arak-arakan yang mewah, dan dalam kenikmatan seperti ini. Sedang aku -yang
kafir- dalam penderitaan dan kesengsaran seperti ini.”

Maka Ibnu Hajar menjawab:“Aku dengan keadaanku yang penuh dengan
kemewahan dan kenimatan dunia ini bila dibandingkan dengan kenikmatan surga adalah
seperti sebuah penjara. Sedang penderitaan yang kau alami di dunia ini dibandingkan
dengan yang adzab neraka itu seperti sebuah surga.”

Maka si yahudi itupun kemudian langsung mengucapkan syahadat: “asyhadu alla ilaha illallah wa asyhadu anna muhammadar rasulullah” tanpa berpikir panjang langsung masuk Islam.

Subhanallah, sangat menakjubkan hadits Rosulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
dalam kisah ini…

Bahan Renungan:

Imam An-Nawawi menjelaskan hadits ini: “Dunia itu penjaranya orang yang beriman dan
surganya orang kafir.”


“Maknanya bahwa setiap mukmin itu dipenjara dan dilarang di dunia ini dari
kesenangan-kesenangan dan syahwat-syahwat yang diharamkan dan dibenci.Dia dibebani untuk melakukan ketaatan-ketaatan yang terasa berat. Jika dia meninggal dia akan beristirahat dari hal ini. Dan dia akan berbalik kepada apa yang dijanjikan Allah
berupa kenikmatan abadi dan kelapangan yang bersih dari cacat.

Sedangkan orang kafir, dia hanya akan mendapatkan dari kesenangan dunia yang dia
peroleh, yang jumlahnya sedikit dan bercampur dengan keusahan dan penderitaan.
Dan bila dia telah mati, dia akan pergi menuju siksaan yang abadi dan penderitaan
yang selama-lamanya.”(Syarah Shohih Muslim No. 5256)

Maka sepantasnya seorang mukmin bersabar atas hukum Allah dan ridha dengan yang
ditetapkan dan ditaqdirkan oleh Allah. Semoga kita diberi taufik, kemudahan, dan al-afiat
untuk menjalani kehidupan dunia ini. Amiin

Note: Artikel ini berasal dari berbagai sumber luar milik orang lain, dan maaf saya tak mencantumkan sumbernya dikarenakan telah lupa & tak tahu akan sumber tersebut.
Semoga pahala amal jariah selalu tercurah kepada pemilik asli yang sudah bersusah payah lagi ikhlas membuat artikel ini. Aamiin. 

Tangisan Rasulullah Menggoncangkan Arasy

Dikisahkan, bahwasanya di waktu Rasulullah s.a.w. sedang asyik bertawaf di Ka’bah,
beliau mendengar seseorang di hadapannya bertawaf, sambil berzikir: “Ya Karim! Ya
Karim!”

Rasulullah s.a.w. menirunya membaca “Ya Karim! Ya Karim!” Orang itu Ialu
berhenti di salah satu sudut Ka’bah, dan berzikir lagi: “Ya Karim! Ya Karim!” Rasulullah
s.a.w. yang berada di belakangnya mengikut zikirnya “Ya Karim! Ya Karim!” Merasa seperti
diolok-olokkan, orang itu menoleh ke belakang dan terlihat olehnya seorang laki-laki yang
gagah, lagi tampan yang belum pernah dikenalinya. Orang itu Ialu berkata:

“Wahai orang tampan! Apakah engkau memang sengaja memperolok-olokkanku,
karena aku ini adalah orang Arab badwi? Kalaulah bukan kerana ketampananmu dan
kegagahanmu, pasti engkau akan aku laporkan kepada kekasihku, Muhammad Rasulullah.”

Mendengar kata-kata orang badwi itu, Rasulullah s.a.w. tersenyum, lalu bertanya:
“Tidakkah engkau mengenali Nabimu, wahai orang Arab?” “Belum,” jawab orang itu. “Jadi
bagaimana kau beriman kepadanya?”

“Saya percaya dengan mantap atas kenabiannya, sekalipun saya belum pernah
melihatnya, dan membenarkan perutusannya, sekalipun saya belum pernah bertemu
dengannya,” kata orang Arab badwi itu pula.

Rasulullah s.a.w. pun berkata kepadanya: “Wahai orang Arab! Ketahuilah aku inilah
Nabimu di dunia dan penolongmu nanti di akhirat!” Melihat Nabi di hadapannya, dia
tercengang, seperti tidak percaya kepada dirinya.

“Tuan ini Nabi Muhammad?!” “Ya” jawab Nabi s.a.w. Dia segera tunduk untuk
mencium kedua kaki Rasulullah s.a.w. Melihat hal itu, Rasulullah s.a.w. menarik tubuh orang
Arab itu, seraya berkata kepadanya:

“Wahal orang Arab! janganlah berbuat serupa itu. Perbuatan seperti itu biasanya
dilakukan oleh hamba sahaya kepada juragannya, Ketahuilah, Allah mengutusku bukan untuk
menjadi seorang yang takabbur yang meminta dihormati, atau diagungkan, tetapi demi
membawa berita.

Ketika itulah, Malaikat Jibril a.s. turun membawa berita dari langit dia berkata: “Ya
Muhammad! Tuhan As-Salam mengucapkan salam kepadamu dan bersabda: “Katakanlah
kepada orang Arab itu, agar dia tidak terpesona dengan belas kasih Allah. Ketahuilah bahawa
Allah akan menghisabnya di hari Mahsyar nanti, akan menimbang semua amalannya, baik
yang kecil maupun yang besar!” Setelah menyampaikan berita itu, Jibril kemudian pergi.
Maka orang Arab itu pula berkata:

“Demi keagungan serta kemuliaan Tuhan, jika Tuhan akan membuat perhitungan atas
amalan hamba, maka hamba pun akan membuat perhitungan dengannya!” kata orang
Arab badwi itu. “Apakah yang akan engkau perhitungkan dengan Tuhan?” Rasulullah
bertanya kepadanya. ‘Jika Tuhan akan memperhitungkan dosa-dosa hamba, maka hamba akan memperhitungkan betapa kebesaran maghfirahnya,’ jawab orang itu.
‘Jika Dia memperhitungkan kemaksiatan hamba, maka hamba akan
memperhitungkan betapa keluasan pengampunan-Nya. Jika Dia memperhitungkan
kekikiran hamba, maka hamba akan memperhitungkan pula betapa
kedermawanannya!’

Mendengar ucapan orang Arab badwi itu, maka Rasulullah s.a.w. pun menangis
mengingatkan betapa benarnya kata-kata orang Arab badwi itu, air mata beliau meleleh
membasahi Janggutnya. Lantaran itu Malaikat Jibril turun lagi seraya berkata:

“Ya Muhammad! Tuhan As-Salam menyampaikan salam kepadamu, dan bersabda:
Berhentilah engkau dari menangis! Sesungguhnya karena tangismu, penjaga Arasy lupa dari
bacaan tasbih dan tahmidnya, sehingga la bergoncang. Katakan kepada temanmu itu, bahwa
Allah tidak akan menghisab dirinya, juga tidak akan memperhitungkan kemaksiatannya.
Allah sudah rnengampuni semua kesalahannya dan la akan menjadi temanmu di syurga
nanti!” Betapa sukanya orang Arab badwi itu, mendengar berita tersebut. la Ialu menangis
karena tidak berdaya menahan keharuan dirinya.

FALSAFAH KEHIDUPAN


falsafah merupakan satu usaha untuk mencari kebenaran, (seeking the thruth), dan kebenaran itu sebenarnya hanya Allah. Kalau kita cuba mencari erti hakikat hidup, maka ini adalah falsafah.

Hakikat hidup yang sebenar hanya Allah sahaja yang mengetahuinya. Yang kita tahu berdasarkan apa yang diberitahu oleh Allah, maka itulah yang benar dan mutlak.

Yang kita fikirkan sendiri menjadi falsafah kita dan tidak bersandarkan kepada kitab Allah, maka itu tidaklah sebenar, ia tidak mutlak dan ianya bersifat relatif.


•Orang yang tidak menganggap dirinya bahagia adalah orang yang tidak akan hidup dengan bahagia.

• Orang berjaya tidak pernah putus asa. Sebaliknya orang yang mudah putus asa ialah orang yang tidak akan berjaya.

• Apabila kamu bercakap, percakapan kamu adalah patut diluahkan jika ia difikirkan lebih bernilai daripada tidak bercakap langsung.

• Tiga orang pandang ke luar tingkap, seorang melihat tanah, seorang melihat pokok, seorang melihat awan. Ini kerana setiap manusia mempunyai persepsi yang berbeza. Lantaran itu, jangan berasa marah jika orang lain berbeza pendapat dengan kita.

• Cerek yang kecil adalah lebih mudah panas. Orang yang berhati kecil mudah berasa marah.

• Orang yang tidak dapat mengawal emosi sendiri adalah orang yang tidak dianggap merdeka.

• Tali gitar yang diikat terlalu ketat akan senang putus. Manakala tali yang diikat terlalu longgar tidak akan mengeluarkan bunyi yang merdu. Oleh itu, hiduplah dalam kesederhanaan.

• Kemarahan biasanya bermula daripada fikiran yang tidak bijak dan diakhiri dengan kekesalan.

• Kesedihan yang dialami akan menjadi pudar selepas suatu jangkamasa berlalu.

• Melakukan kesilapan adalah suatu perkara yang biasa. Sedia memaafkan kesilapan adalah perkara yang luar biasa.

• Manusia biasanya hidup tidak melebihi 100 tahun, tetapi kerisauan yang dialami lebih daripada 1000 tahun.

• Sukailah dengan apa yang perlu anda buat, jangan buat apa sahaja yang anda suka.

• Belajar daripada kesilapan yang orang lain lakukan akan mengurangkan kesilapan yang mungkin kita lakukan.
• Wang adalah alat yang kita gunakan dan bukan alat yang mempergunakan kita.

• Tiada orang yang boleh merisaukan kamu melainkan fikiran kamu sendiri.

• Manusia selalu mengharapkan kegembiraan daripada orang lain, tetapi jarang memberi kegembiraan kepada orang lain secara sukarela.

• Kesedihan dan kegembiran adalah di tangan sendiri dan bukannya di tangan orang lain.

• Musuh yang paling hebat di dunia ini ialah diri kita sendiri.
• Orang yang paling bodoh ialah orang yang selalu risau atau marah kerana kesilapan orang lain.

• Masa yang kita gunakan untuk mecari kesilapan orang lain biasanya adalah lebih banyak daripada masa yang kita gunakan untuk memperbaiki kesilapan sendiri.

• Hati fikir perkara baik, mulut cakap perkara baik, badan lakukan perkara baik.

• Semua manusia mempunyai satu mulut dan sepasang telinga, maka kurangkan bercakap dan lebihkan mendengar.

• Apabila anda menuding jari terhadap kesilapan orang lain, sebenarnya 3 jari anda telah menuding kepada diri anda sendiri.

• Insan yang berilmu akan menganggap dirinya kurang ilmu, manakala orang bodoh akan menganggap dirinya orang yang sangat pandai.

• Hadiah yang paling berharga buat teman ialah bertimbang rasa dan sedia memaafkan kesilapannya.

• Bersikap baik terhadap insan yang jahat adalah cara yang lebih baik daripada bersikap buruk terhadap mereka.

• Dalam hidup ini, sebarang keadaan yang kita temui adalah kurang penting, yang paling penting ialah arah yang kita tujui.

• Orang biasa akan marah apabila dikritik oleh orang lain, manakala orang yang mulia ialah mereka yang memperbaiki diri daripada kritikan orang lain kerana musuh biasanya akan memberitahu kesilapan yang anda buat tanpa disedari.

• Orang yang berfikiran positif akan melihat peluang dalam semua keadaan. Manakala orang yang berfikiran negatif akan berasa risau dalam segala keadaan yang baik.

• Kita perlu menghembus nafas dahulu sebelum menerima udara yang segar. Kita perlu berusaha bersungguh-sungguh sebelum menempuh sesuatu kejayaan.

• Bagi manusia yang tidak mengenali erti hidup, maka hidup adalah satu hukuman baginya.

• Kadangkalanya, sesuatu masalah yang rumit dapat diselesaikan dengan menggunakan kaedah yang paling mudah.

• Padi yang semakin berisi akan semakin menunduk, manusia yang berhemah tinggi ialah orang yang sentiasa merendahkan diri.
Hayatilah kehidupan anda, janganlah disia-siakan

Note: Artikel ini berasal dari berbagai sumber luar milik orang lain, dan maaf saya tak mencantumkan sumbernya dikarenakan telah lupa & tak tahu akan sumber tersebut.
Semoga pahala amal jariah selalu tercurah kepada pemilik asli yang sudah bersusah payah lagi ikhlas membuat artikel ini. Aamiin. 

Dialog Wanita Gaul dengan Pemuda Soleh

Seorang wanita gaul bertanya pada seorang pemuda yang soleh:

Wanita: "Kenapa sih kamu nggak mau bersentuhan tangan denganku? Emangnya aku ini hina ya?"

Pemuda: "Bukan begitu Mba, Justru saya lakukan itu karena saya sangat menghargai Mba sebagai seorang wanita"

Wanita: "Maksudmu?"

Pemuda: "Coba saya tanya sama Mba, apakah boleh seorang rakyat jelata menyentuh tangan putri keraton yang dimuliakan?"

Wanita: (Sambil mengernyitkan dahi) "T..Tentu gak boleh sembarangan dong!"

Pemuda: "Nah, Islam mengajarkan bagaimana kami menghormati semua wanita layaknya ratu yang ceritakan tadi. Hanya pangeran saja yang layak menyentuh tuan putri".

Wanita: (Sambil agak malu) "Oh.. Terus kenapa sih mesti pakai menutup tubuh segala, pake kerudung lagi, jadi gak keliatan seksinya"

Pemuda : (Membuka sebuah rambutan, lalu memakannya sebagian. Dan mengambil sebuah lagi sambil menyodorkan 2 buah rambutan itu pada wanita tersebut) "Kalau Mba harus memilih, pilih rambutan yang sudah saya makan atau yang masih belum terbuka"

Wanita: (Sambil keheranan dan sedikit merasa jijik) "Hi.. Ya saya pilih yang masih utuh lah, mana mau saya makan bekas Mas".

Pemuda : (Sambil tersenyum) "Tepat sekali, semua orang pasti memilih yang utuh, bersih, terjaga begitu juga dengan wanita. Islam mensyariatkan wanita untuk berhijab dan menutup aurat semata-mata untuk kemuliaan wanita juga".

Wanita: "Terimakasih ya, aku semakin yakin untuk berhijab dan menutup aurat, Islam memang sangat memuliakan wanita.
Subhanallah. Ngomong-ngomongMas sudah punya pacar belum?"

Pemuda: "Mmm.. Saya belum punya dan bertekad tidak akan punya pacar."

Wanita : (Kebingungan) "Loh, kenapa? Bukannya semua muda-mudi sekarang punya temen istimewa"

Pemuda: "Begini Mba, kira-kira kalau Mba diberi hadiah handphone, ingin yang bekas atau yang masih baru??"

Wanita: "Ya jelas yang baru lah"

Pemuda: "Kalau suatu saat Mba menikah, mau pakai baju loakan yang harganya Rp.50.000/3 potong atau gaun istimewa yang harganya Rp.20 juta keatas"

Wanita: "Ih.. Mas ini. Ya pasti saya pilih gaun istimewa, mana mau saya pakai baju loakan, udah bekas dipegang orang, gak steril lagi. hi..."

Pemuda: "Nah, begitu juga Islam memandang pacaran Mba. Kami, diajarkan untuk menjunjung ikatan suci bernama pernikahan. menjadi pasangan yang saling mencintai karenaNya. Yang menjaga kesucian dan kehormatan dirinya sebelum akad suci itu terucap. Karena kami hanya ingin mempersembahkanyang terbaik untuk pasangan kami kelak"

Wanita: (Hatinya berdebar-debar tak menentu, kata-kata pemuda tadi menjadi embun bagi hatinya yang selama ini hampa. Matanya pun menetes) "Mas, aku semakin merasa banyak dosa. Masihkah ada pintu taubat untukku dengan semua yang sudah aku lakukan?"

Pemuda: (Matanya berbinar, perkataannya berat) "Mba, jikalah diibaratkan seorang musafir kehilangan unta beserta makanan dan minumannya di gurun pasir yang tandus. Maka kebahagiaan Allah menerima taubat hambanya lebih besar dari kebahagiaan musafir yang menemukan untanya kembali. Kalaulah kita datang dengan membawa dosa seluas langit, Allah akan mendatangi kita dengan ampunan sebesar itu juga. Subhanallah".

Wanita: (Berderai air matanya, segera ia usap dengan tisunya) "Terimakasih Mas, saya banyak mendapatkan pencerahan hidup. Semoga saya bisa berubah lebih baik”

Pemuda: “Aamiin”

Note: Artikel ini berasal dari berbagai sumber luar milik orang lain, dan maaf saya tak mencantumkan sumbernya dikarenakan telah lupa & tak tahu akan sumber tersebut.
Semoga pahala amal jariah selalu tercurah kepada pemilik asli yang sudah bersusah payah lagi ikhlas membuat artikel ini. Aamiin. 

PESAN NABI SAW UNTUK KITA SEMUA ....



Bismillahir-Rahmaanir-Rahim ... Hayati Pesan Nabi SAW : ..

Dari Abu Kabsyah Al-Anmari r.a.; Rasulullah SAW bersabda maksudnya :

“Tiga hal aku bersumpah untuknya dan aku sampaikan satu pesanan kepadamu, maka hafalkanlah :

1) Harta seorang hamba tidak akan berkurang karena sedekah.

2) Seorang hamba yang dizalimi dan dia bersabar menanggungnya pasti kemuliaannya akan ditambah oleh Allah.

3) Dan seorang hamba yang membuka pintu meminta-minta pasti Allah akan membuka pintu kemiskinan untuknya.

Dan aku sampaikan satu pesanan kepadamu, maka hafalkanlah : dunia milik 4 kelompok manusia :

1) Seorang hamba yang dianugerahi Allah harta dan ilmu. Lalu dia bertakwa kepada Allah, melakukan silaturrahim serta mengetahui hak Allah di dalam hartanya. Ini adalah tingkatan paling baik.

2) Seorang hamba yang dianugerahi Allah ilmu tetapi tidak dianugerahi harta. Namun dia punyai niat tulus dan mengatakan, ‘Andai kata aku punya harta tentu aku akan beramal seperti fulan.’ Dan karena niatnya ini, pahala mereka berdua sama.

3) Seorang hamba yang dianugerahi Allah harta tetapi tidak dianugerahi ilmu. Dia memakai hartanya tanpa dasar ilmu, tidak bertakwa kepada Allah, tidak melakukan silaturrahim serta tidak mengetahui hak Allah dalam hartanya. Ini adalah tingkatan terburuk.

4) Serta seorang hamba yang tidak dianugerahi ilmu dan harta namun dia mengatakan, ‘Andai kata aku punya harta tentu aku akan beramal seperti amal fulan.’ Dan kerana niatnya, dosa mereka berdua sama.”

(Hadis Riwayat Tirmidzi dan Ahmad, Hadis Hasan Sahih)

Sup dari Batu













Pada suatu hari, tiga orang bijaksana berjalan melintasi sebuah desa kecil. Desa itu tampak miskin. Tampak dari sawah-sawah sekitarnya yang sudah tidak menghasilkan apa-apa lagi. Ya, memang telah terjadi perang di negeri itu dan sebagai rakyat jelata merekalah yang kena dampaknya. Macetnya distribusi pupuk, bibit, dan kesulitan-kesulitan lain membuat sawah mereka tidak mampu menghasilkan apa-apa lagi. Cuma beberapa puluh orang yang masih setia tinggal di desa itu.

Sekonyong-konyong beberapa orang mengerubuti tiga orang bijaksana itu. Dengan memijit-mijit tangan dan punggung tiga orang itu, orang-orang desa memelas dan meminta sedekah, roti, beras, atau apalah yang bisa dimakan.
Satu dari tiga orang bijaksana itu lalu bertanya kepada penduduk desa itu,
“Apakah kalian tidak punya apa-apa, hingga kalian meminta-minta seperti ini ?”
“Kami tidak memiliki apapun untuk dimakan, hanya batu-batu berserakan itu yang kita miliki.” Jawab salah satu penduduk desa.
“Maukah kalian kuajari untuk membuat sup dari batu-batu itu ?” Tanya orang bijaksana sekali lagi.
Dengan setengah tidak percaya, penduduk itu menjawab, “Mau..”
“Baiklah ikutilah petunjukku.” Orang bijaksana itu menjelaskan, “Pertama-tama, ambil tiga batu besar itu, lalu cucilah hingga bersih !” perintah orang bijaksana sambil menunjuk tiga buah batu sebesar kepalan tangan. Orang-orang pun mengikuti perintahnya.

Sesudah batu itu dicuci dengan bersih hingga tanpa ada pasir sedikitpun di permukaannya. Orang bijaksana itu lalu menyuruh penduduk untuk menyiapkan panci yang paling besar dan menyuruh panci itu untuk diisi dengan air. Ketiga batu bersih itupun lalu dimasukkan ke dalam panci dan sesuai dengan petunjuk orang bijaksana itu, batu-batu itupun mulai direbus.

“Ada yang dari kalian tau bumbu masak? Batu-batu itu tidak akan enak rasanya jika dimasak tanpa bumbu.” Tanya orang bijaksana.
“Aku tahu !” seru seorang ibu, kemudian ia mengambil sebagian persediaan bumbu dapurnya, kemudian meraciknya, dan memasukkannya kedalam panci besar itu.
“Adakah dari kalian yang memiliki bahan-bahan sup yang lain ?” Tanya orang bijaksana itu. “Sup ini akan lebih enak jika kalian menambahkan beberapa bahan lain, jangan cuma batu saja.”
Beberapa penduduk mulai mencari bahan-bahan makanan lain di sekitar desa. Beberapa waktu kemudian dua orang datang dengan membawa tiga kantung kentang. “Kami menemukannya di dekat kali, ternyata ada banyak sekali kentang liar tumbuh disana.” Katanya. Kemudian orang itu mengupas, mencuci, dan memotong-motong kentang-kentang itu dan memasukkannya ke dalam panci.


Kurang dari satu menit, seorang ibu datang dengan membawa wortel dan sawi. “Aku masih punya banyak dari kebun di belakang halaman rumahku.” Kata ibu itu, lalu ibu itu meraciknya dan memasukkannya ke dalam panci.
Sesaat, datang pula seorang bapak dengan tiga ekor kelinci di tangannya. “Aku berhasil memburu tiga ekor kelinci, kalau ada waktu banyak, mungkin aku bisa membawa lebih lagi, soalnya aku baru saja menemukan banyak sekali kawanan kelinci di balik bukit itu.” Dengan bantuan beberapa orang, tiga kelinci itu pun disembelih dan diolah kemudian dimasukkan ke dalam panci.

Merasa telah melihat beberapa orang berhasil menyumbang sesuatu. Penduduk-penduduk yang lain tidak mau kalah, mereka pun mulai mencari-cari sesuatu yang dapat dimasukkan ke dalam panci sebagai pelengkap sup batu.
Kurang dari satu jam, beberapa penduduk mulai membawa kol, buncis, jagung, dan bermacam-macam sayuran lain.

Tak hanya itu, anak-anak juga membawa bermacam-macam buah dari hutan. Mereka berpikir akan enak sekali jika buah-buah itu bisa dijadikan pencuci mulut sesudah sup disantap. Ada pula seorang bapak yang membawa susu dari kambing piaraannya, dan ada pula yang membawa madu dari lebah liar yang bersarang di beberapa pohon di desa itu. Bahkan seorang kakek membawa sebungkus bubuk kopi. 'Aku masih punya sebungkus kopi bubuk ini, pasti nikmat sekali jika diminum setelah makan sup itu'. Kata si kakek.

Beberapa jam kemudian sup batu itu telah matang. Panci yang sangat besar itu sekarang telah penuh dengan berbagai sayuran dan siap disantap. Dengan suka cita, penduduk itu makan bersama dengan lahapnya. Mereka sudah sangat kenyang, hingga mereka lupa ‘memakan’ batu yang terletak di dasar panci.
Tiga orang bijaksana itu hanya tersenyum melihat tingkah para penduduk itu. Dan mereka pun sadar, sekarang waktunya mereka untuk meneruskan perjalanan.
Mereka mohon diri untuk meninggalkan desa itu. Sebelum beranjak pergi, seorang bapak sekonyong-konyong memeluk dan menciumi ketiga orang itu sambil berkata, “Terima kasih telah mengajari kami untuk membuat sup dari batu..”

Pesan: "Jika kita mau berusaha, pasti ada jalan untuk mendapatkan apa yang kita cari."

Note: Artikel ini berasal dari berbagai sumber luar milik orang lain, dan maaf saya tak mencantumkan sumbernya dikarenakan telah lupa & tak tahu akan sumber tersebut.
Semoga pahala amal jariah selalu tercurah kepada pemilik asli yang sudah bersusah payah lagi ikhlas membuat artikel ini. Aamiin. 

Jendela Kereta



Suatu hari, di dalam sebuah kereta api terdapat seorang pemuda bersama ayahnya. Pemuda itu berusia kurang lebih 23 tahun, sudah cukup dewasa tentunya.

Di dalam kereta, pemuda itu memandang keluar jendela kereta. Lalu, diantara bisingnya suara kereta ia berkata pada Ayahnya.
"Ayah lihat, pohon-pohon itu sedang berlarian..."

Sepasang anak muda duduk berdekatan tertawa kecil melihat tingkah pemuda itu. Bagaimana tidak, untuk seukuran usianya, kelakuan pemuda itu tampak begitu kekanakan.


Namun seolah tak mempedulikan, si pemuda tadi tiba-tiba berkata lagi dengan antusiasnya,
"Ayah lihatlah, awan itu sepertinya sedang mengikut kita!!"
Sementara sang ayah dari pemuda itu tampak hanya tersenyum.

Kedua pasangan anak muda yang sejak tadi memperhatikan tingkah laku pemuda 23 tahun itu tampak tak sabar, lalu satu diantara mereka berkata kepada sang Ayah dari pemuda itu.
"Kenapa Anda tidak membawa putra Anda itu ke seorang dokter yang bagus?" sambil sedikit tertawa.

Sang Ayah hanya tersenyum, lalu berkata. "Sudah saya bawa, dan sebenarnya kami baru saja dari rumah sakit. Anak saya ini sebelumnya buta semenjak kecil, dan ia baru mendapatkan penglihatannya hari ini. Sungguh hari yang menyenangkan baginya."



Mendengar jawaban seperti itu, dua anak muda tadi tertunduk dan meminta maaf kepada ayah dari seorang pemuda yang baru mendapatkan penglihatannya hari itu.


Renungan:
Setiap manusia memiliki ceritanya masing-masing. Jangan langsung kita memvonis seseorang sebelum kita mengenalnya benar. Karena kebenaran boleh jadi mengejutkan kita. Selalu berprasangka baik kepada setiap orang, karena itu yang diajarkan nabimu, dan itulah cara yang baik untuk hidup...

Semoga terinspirasi dari kisah diatas....

Note: Artikel ini berasal dari berbagai sumber luar milik orang lain, dan maaf saya tak mencantumkan sumbernya dikarenakan telah lupa & tak tahu akan sumber tersebut.
Semoga pahala amal jariah selalu tercurah kepada pemilik asli yang sudah bersusah payah lagi ikhlas membuat artikel ini. Aamiin. 

Pertanyaan Aneh di Ujian Akhir


Ini kisah tentang salah seorang mahasiswa yang sedang menyelesaikan kuliah semester akhir di sebuah Universitas Negeri. Sebut saja namanya Adam, dia mengambil jurusan disebuah fakultas yang cukup favorit, yaitu Fakultas Kedokteran. Menurut keyakinannya, fakultas inilah yang dapat membuat hidupnya lebih baik di masa mendatang. Bukan kehidupan yang hanya baik untuknya, tetapi juga untuk keluarganya yang telah berusaha susah payah mengumpulkan uang, agar ia dapat meneruskan dan lulus dari kuliahnya dengan baik.

Kakaknya perempuannya pun rela untuk tidak menikah tahun ini, karena harus menyisihkan sebagian gajinya untuk membiayai tugas akhir dan biaya-biaya laboratorium serta praktikum yang cukup tinggi untuk Adam.

Kini tiba saatnya Adam harus mengikuti ujian semester akhir, mata kuliah yang diberikan oleh dosennya cukup unik. Saat itu sang dosen ingin memberikan pertanyaan-pertanyaan ujian secara lisan, dengan alasan agar sang dosen bisa dekat dengan mahasiswa.

Satu per satu pertanyaan pun dia lontarkan, para mahasiswa berusaha menjawab pertanyaan itu semampu mungkin dalam kertas ujian mereka.


Ketakutan dan ketegangan Adam saat ujian terjawab saat itu, pasalnya 9 pertanyaan yang dilontarkan oleh sang dosen lumayan mudah untuk dijawab olehnya. Jawaban demi jawaban pun dengan lancar ia tuliskan di lembar jawabannya.

Hingga sampailah pada pertanyaan ke-10.“Ini pertanyaan terakhir.” kata dosen itu.

“Coba tuliskan nama bapak tua yang setia membersihkan ruangan ini, bahkan seluruh ruangan di gedung Jurusan ini !” kata sang dosen sambil menggerakkan tangannya menunjuk keseluruh ruangan kuliah.

Mendengar perkataan sang dosen seperti itu, sontak saja mahasiswa seisi ruangan pun tersenyum dan tertawa kecil. Mungkin mereka menyangka ini hanya gurauan, jelas pertanyaan ini tidak ada hubungannya dengan mata kuliah yang sedang diujikan kali ini, pikir Adam dalam benaknya.

“Ini serius !” kata sang dosen yang sudah agak tua itu dengan tegas. “Kalau tidak tahu mending dikosongkan aja, jangan suka mengarang nama orang ! ”. lanjutnya mengingatkan.

Adam tahu persis siapa orang yang ditanyakan oleh dosennya itu. Dia adalah seorang bapak tua, orangnya agak pendek, rambut putih karena beruban. Dan ia juga mungkin satu-satunya cleaning service di gedung jurusan kedokteran tempat Adam kuliah. Bapak tua itu selalu ramah serta amat sopan dengan mahasiswa-mahasiswi di sana. Ia senantiasa menundukkan kepalanya saat melewati kerumunan mahasiswa yang sedang nongkrong. Tapi satu hal yang membuat Adam merasa konyol, justru ia tidak hafal nama bapak tua tersebut !!! Dan dengan terpaksa ia memberi jawaban ‘kosong’ pada pertanyaan ke-10 ini. Ujian pun berakhir, satu per satu lembar jawaban pun dikumpulkan ke tangan dosen.

Sambil menyodorkan kertas jawaban, Adam mencoba memberanikan diri bertanya kepada dosennya kenapa ia memberi ‘pertanyaan aneh’ itu, serta seberapa pentingkah pertanyaan itu dalam ujian kali ini ?.

“Justru ini adalah pertanyaan terpenting dalam ujian kali ini” kata sang dosen.

Mendengar jawaban sang dosen, beberapa mahasiswa pun ikut memperhatikan ketika dosen itu berbicara. “Pertanyaan ini memiliki bobot tertinggi dari pada 9 pertanyaan yang lainnya, jika Anda tidak mampu menjawabnya, sudah pasti nilai Anda hanya C atau D,” ungkap sang dosen.

Semua berdecak, Adam pun bertanya kepadanya lagi, “Kenapa Pak ? Kan soal nomor 10 ini tidak ada hubungannya dengan pelajaran kita?” Jawab sang dosen itu sambil tersenyum, “Siapa bilang tidak ada hubungannya, hanya yang peduli pada orang-orang di sekitarnya saja yang pantas jadi dokter. Kalau seorang dokter tidak memperdulikan orang-orang di sekitarnya, bagaimana dia bisa menolong dan berguna bagi orang banyak?” Lalu sang sang dosen pergi membawa tumpukan kertas jawaban ujian itu sambil meninggalkan para mahasiswa dengan wajah yang masih tertegun.

Dari kisah di atas, kita bisa mengambil pelajaran, bahwa kita harus peduli dan memperhatikan orang-orang di sekitar kita. Peduli merupakan langkah awal untuk menjadi pemberi manfaat bagi orang lain serta penyelesai masalah di masyarakat. Dan peduli, sudah seharusnya menjadi milik semua orang, bukan hanya dokter. Jadi, soal ujian nomor ke-10 di atas, kiranya juga menjadi soal ujian untuk kita semua. Maka seberapa pedulikah kita? sehingga mampu menjawab persoalan-persoalan yang ada disekitar kita. Semoga cerita di atas menjadi hikmah untuk kita.

Note: Artikel ini berasal dari berbagai sumber luar milik orang lain, dan maaf saya tak mencantumkan sumbernya dikarenakan telah lupa & tak tahu akan sumber tersebut.
Semoga pahala amal jariah selalu tercurah kepada pemilik asli yang sudah bersusah payah lagi ikhlas membuat artikel ini. Aamiin. 

Kisah Ibnu Hajar (Si Anak Batu)


Ibnu Hajar Al Asqalani, beliau adalah seorang anak yatim, Ayahnya meninggal pada saat beliau masih berumur 4 tahun dan ibunya meninggal ketika beliau masih balita. Di bawah asuhan kakak kandungnya, beliau tumbuh menjadi remaja yang rajin, pekerja keras dan sangat berhati-hati dalam menjalani kehidupannya serta memiliki kemandirian yang tinggi. Beliau dilahirkan pada tanggal 22 sya’ban tahun 773 Hijriyah di pinggiran sungai Nil di Mesir.

Nama asli beliau adalah Ahmad bin Ali bin Muhammad bin Muhammad bin Ali bin Mahmud bin Ahmad bin Hajar Al-Kannani Al-Qabilah yang berasal dari Al-Asqalan. Namun ia lebih masyhur dengan julukan Ibn Hajar Al Asqalani. Ibnu Hajar berarti anak batu sementara Asqalani adalah nisbat kepada ‘Asqalan’, sebuah kota yang masuk dalam wilayah Palestina, dekat Ghuzzah.

Suatu ketika, saat beliau masih belajar disebuah madrasah, ia terkenal sebagai murid yang rajin, namun ia juga dikenal sebagai murid yang bodoh, selalu tertinggal jauh dari teman-temannya. Bahkan sering lupa dengan pelajaran-pelajaran yang telah di ajarkan oleh gurunya di sekolah yang membuatnya patah semangat dan frustasi.


Beliaupun memutuskan untuk pulang meninggalkan sekolahnya. Di tengah perjalanan pulang, dalam kegundahan hatinya meninggalkan sekolahnya, hujan pun turun dengan sangat lebatnya, mamaksa dirinya untuk berteduh didalam sebuah gua. Ketika berada didalam gua pandangannya tertuju pada sebuah tetesan air yang menetes sedikit demi sedikit jatuh melubangi sebuah batu, ia pun terkejut. Beliau pun berguman dalam hati, sungguh sebuah keajaiban. Melihat kejadian itu beliaupun merenung, bagaimana mungkin batu itu bisa terlubangi hanya dengan setetes air. Ia terus mengamati tetesan air itu dan mengambil sebuah kesimpulan bahwa batu itu berlubang karena tetesan air yang terus menerus. Dari peristiwa itu, seketika ia tersadar bahwa betapapun kerasnya sesuatu jika ia di asah trus menerus maka ia akan manjadi lunak. Batu yang keras saja bisa terlubangi oleh tetesan air apalagi kepala saya yang tidak menyerupai kerasnya batu. Jadi kepala saya pasti bisa menyerap segala pelajaran jika dibarengi dengan ketekunan, rajin dan sabar.

Sejak saat itu semangatnya pun kembali tumbuh lalu beliau kembali ke sekolahnya dan menemui Gurunya dan menceritakan pristiwa yang baru saja ia alami. Melihat semangat tinggi yang terpancar dijiwa beliau, gurunya pun berkenan menerimanya kembali untuk menjadi murid disekolah itu.

Sejak saat itu perubahan pun terjadi dalam diri Ibnu Hajar. Beliau manjadi murid yang tercerdas dan malampaui teman-temannya yang telah manjadi para Ulama besar dan ia pun tumbuh menjadi ulama tersohor dan memiliki banyak karangan dalam kitab-kitab yang terkenal dijaman kita skrang ini. Di antara karya beliau yang terkenal ialah: Fathul Baari Syarh Shahih Bukhari, Bulughul Marom min Adillatil Ahkam, al Ishabah fi Tamyizish Shahabah, Tahdzibut Tahdzib, ad Durarul Kaminah, Taghliqut Ta’liq, Inbaul Ghumr bi Anbail Umr dan lain-lain.

Bahkan menurut muridnya, yaitu Imam asy-Syakhawi, karya beliau mencapai lebih dari 270 kitab. Sebagian peneliti pada zaman ini menghitungnya, dan mendapatkan sampai 282 kitab. Kebanyakan berkaitan dengan pembahasan hadits, secara riwayat dan dirayat (kajian).

Catatan: “Kisah Beliau diatas bisa menjadi motivasi bagi kita semua, bahwa sekeras apapun itu dan sesusah apapun itu jika kita betul-betul ikhlas dan tekun serta continue dalam belajar niscaya kita akan menuai kesuksesan. Jangan pernah menyerah atau putus asa, karena kegagalan itu hal yang biasa, tapi jika Anda berhasil bangkit dari kegagalan, itu baru luar biasa.

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, sampai ia sendirilah yang mengubah keadaan mereka sendiri” ( QS. Ar Rad : 11 ).

Note: Artikel ini berasal dari berbagai sumber luar milik orang lain, dan maaf saya tak mencantumkan sumbernya dikarenakan telah lupa & tak tahu akan sumber tersebut.
Semoga pahala amal jariah selalu tercurah kepada pemilik asli yang sudah bersusah payah lagi ikhlas membuat artikel ini. Aamiin.

2 Ekor Rajawali


Suatu hari seorang Raja mendapatkan hadiah 2 ekor anak rajawali. Raja senang sekali & selalu memamerkan anak rajawalinya.

Lalu dia berpikir, akan bagus sekali jika rajawali ini dilatih utk terbang tinggi. Tentu akan lebih menyenangkan lagi.

Ia memanggil pelatih burung yg tersohor di negerinya utk melatih 2 rajawali ini.

Stelah beberapa bulan, pelatih burung ini melapor kepada Raja. Seekor rajawali telah terbang tinggi & melayang² di angkasa. Namun seekornya lagi tidak beranjak dari pohonnya sejak hari pertama ia tiba.

Raja pun memanggil semua ahli hewan & para tabib sakti utk memeriksa rajawali kesayangannya ini. Namun tdk ada yg berhasil utk "menyembuhkan" & membuat rajawali ini terbang.

Berbagai usaha telah dilakukan namun rajawali ini tidak kunjung bergerak dari dahannya.

Kemudian Raja mendapat ide utk memanggil orang yg biasa "melihat" rajawali.

Kemudian ia bertemu dgn petani yg sangat mengenal akan sifat rajawali & Raja meminta bantuan petani itu.

Keesokan harinya ketika Raja mengunjungi rajawali ini, ia kaget melihat rajawali ini sudah terbang tinggi.

Dgn penuh penasaran Raja bertanya kpd petani, apa yg ia lakukan.

Petani menjawab,

"Saya hanya memotong cabang pohon yg selama ini dihinggapinya saja yaitu DAHAN yg membuatnya NYAMAN".

Kita sama dg rajawali tersebut, dilahirkan utk sukses, kita ditakdirkan utk terbang tinggi.

Namun, ada yg memegang erat yaitu ketakutan kita, kita tidak mau melepaskan ketakutan & tidak beranjak dari posisi.

Kadang kita terlalu memegang zona kenyamanan, hingga kita takut & tidak mau melepaskannya, : kita takut gagal, kita takut kecewa, kita takut capek, kita takut malu, dan takut seterusnya.

Satu-satunya cara untuk bisa membubung tinggi adalah. keluar dari zona nyaman...!

Tidak ada jalan pintas...

Hanya ada 2 pilihan: tetap bergantung di dahan selamanya atau membubung ke angkasa.

Note: Artikel ini berasal dari berbagai sumber luar milik orang lain, dan maaf saya tak mencantumkan sumbernya dikarenakan telah lupa & tak tahu akan sumber tersebut.
Semoga pahala amal jariah selalu tercurah kepada pemilik asli yang sudah bersusah payah lagi ikhlas membuat artikel ini. Aamiin. 

Mengambil Hikmah pesan perjalanan Nabi Khidir


Dikisahkan suatu ketika Nabi khidir melakukan perjalanan bersama para pengikutnya, beliau menyampaikan pesan kepada para pengikutnya (kaumnya), bahwa esok hari kita akan melakukan perjalanan panjang untuk bertamasya ke sebuah Goa, namun Nabi khidir mengatakan kepada para pengikutnya bahwa semua pengikutnya boleh mengambil segala sesuatu yang terdapat didalam goa tersebut serta dibolehkan pula bila tidak mengambilnya.. ujar khidir.

Namun bagi siapapun yang mengambilnya maupun yang tidak mengambilnya kalian semuanya kelak akan menyesal. “Ujar khidir kepada para pengikutnya”. Para pengikut (kaum) nabi khidir pun menjadi bingung, heran dan langsung bertanya-tanya kepada Nabi khidir maksud dari makna ucapan tersebut. Namun Nabi khidir hanya berujar: Tunggulah jawabannya esok hari setelah kita keluar melakukan perjalanan pulang dari goa.

Akhirnya esok hari yang ditunggu-tunggu pun tiba, nabi khidir beserta para pengikutnya pun pergi melakukan perjalanan yang panjang menuju go’a. Setelah semua pengikut masuk dan menjelang tiba di mulut go’a. Nabi khidir kembali mengingatkan kepada para pengikutnya terhadap apa yang diucapkan di hari sebelumnya dan perjalanan menelusuri goa yang gelap serta hampa tersebut dilanjutkan hingga setelah usai melakukan perjalanan dan keluar dari goa.

Nabi khidir berujar kepada kaumnya agar siapapun yang selama dalam perjalanan di dalam goa telah mengambil segala sesuatu benda yang berada didalam goa tersebut agar menunjukkannya ke Nabi Khidir, ternyata sebagian pengikut nabi khidir yang mengambil benda di dalam goa yang semula diperkirakan hanya berupa batu kerikil kecil itu ternyata merupakan sebuah perhiasan emas. Sontak sebagian pengikut nabi yang telah mengambil benda tersebut kecewa sekali dikarenakan tidak mengambil lebih banyak.
Sementara, sebaliknya para pengikut nabi khidir yang seketika melihat benda yang dibawa pengikut lainnya tersebut, namun tidak mengambil benda yang terdapat didalam goa tersebut tidak kalah lebih kecewa.

Hingga akhirnya saat tersebutlah “Nabi khidir akhirnya berujar kepada kaum(pengikut) nya”: bahwa kelak semua umat manusia di muka bumi (dunia) ini akan menyesal, baik yang beriman maupun yang tidak beriman kepada Allah SWT.

 Hal ini dikarenakan bagi orang yang beriman dan bertakwa kepada Alloh, semuanya merasakan sangat kurang amal-amal kebaikan yang telah dilakukannya di dunia ini, baik itu amal ibadah maupun amal kebaikan lainnya yang telah diperbuat selama didunia ini, sedangkan bagi orang yang tidak beriman lebih sangat menyesal lagi, dikarenakan selama ia hidup, penglihatannya, pendengaran, akal,serta ilmu yang dimilikinya tidak dipergunakan untuk melihat tanda-tanda kebesaran Allah SWT, beriman dan taat kepada Allah SWT.

Note: Artikel ini berasal dari berbagai sumber luar milik orang lain, dan maaf saya tak mencantumkan sumbernya dikarenakan telah lupa & tak tahu akan sumber tersebut.
Semoga pahala amal jariah selalu tercurah kepada pemilik asli yang sudah bersusah payah lagi ikhlas membuat artikel ini. Aamiin. 

Semangat !!!



Walaupun kehidupan kita terasa semakin berat dan pikiran ini semakin dipenuhi beban kehidupan, tetap jangan berhenti melangkah, seberat apapun langkah kaki itu, tetaplah terus jalan, jangan ragu untuk terus melangkah.

Mengapa? Bila hidup ini ibarat permainan, sekali berhenti melangkah, maka akan banyak langkah yg tertinggal dan banyaknya kesempatan yg hilang.

Harapan akan selalu ada dan memang ada, jangan hilangkan harapan akan masa depan kita. Selama terus berjuang dan tidak putus asa. Buka telinga, buka mata, buka hati, pasti selalu ada jalan keluar bagi mereka yg merasa berjalan di jalan kebenaran.

Setiap orang berhak untuk merasakan kebahagiaan, setiap masa lalu adalah pelajaran bagi kita, jangan melekati masa lalu, karena masa lalu hanya meninggalkan jejak langkah, tak perlu untuk diratapi. Dan sadari bahwa masa depan bukan ditentukan oleh masa lalu, tetapi ditentukan oleh apa yg kita lakukan SAAT INI. Apa saja daya upaya dan usahamu yg bisa dilakukan untuk meraih masa depan yg lebih baik. PERUBAHAN pasti ada.

Dan ingatlah kita tidak sendirian, disekitar kita begitu banyak mereka yang ingin membantu kita, mereka pahlawan kehidupan bagi kita, setiap saat berusaha menyentuh hati kita, mereka hadir untuk selalu menyadarkan kita akan perjuangan, semangat, dan kehangatan akan cinta dan kasih sayang.

Sayangnya kita telat bahkan tidak menyadarinya. Ketulusan mereka tak tampak di pelupuk mata yg dikotori oleh kebodohan. Mereka tak pernah membiarkan kita bersedih.

Buka mata, buka telinga, buka hati kita, siapakah mereka?
Silakan mencari dan mulai kembali memperhatikan mereka…

From Renungan n Kisah Inspiratif

Kekayaan Tak Akan Bisa Membeli Kebahagiaan




Pak Handoyo adalah seorang pengusaha paling kaya nomor 2 di kotanya. Pak Handoyo selalu mengajarkan pada keluarganya untuk menabung dan tidak boros. Meski mereka keluarga kaya, namun harus tetap bisa bijaksana dalam menggunakan uang dan harta yang mereka miliki.

Kendati begitu, Pak Handoyo tahu bahwa anak-anaknya terlalu sering bergaul dengan teman-teman dari latar belakang yang sama. Oleh karena itu, Pak Handoyo ingin memberi pandangan lain pada anaknya yang mulai remaja itu.

Suatu ketika, saat liburan sekolah tiba, ia mengajak anaknya untuk bepergian ke desa. Ia ingin menunjukkan padanya suasana pedesaan yang jauh berbeda dengan kota yang riuh dan modern. Sang anak pun melihat rumah-rumah penduduk yang sepertinya seukuran dengan garasi mobil ayahnya.


Pak Handoyo mengatakan, "Lihat, Nak. Rumah-rumah ini lebih kecil dari rumah kita. Apakah kamu bisa melihat seberapa kaya mereka?"

Sang anak melihat ke arah pemukiman yang terhampar di hadapannya. "Iya. Kita punya 1 anjing, mereka punya banyak sapi. Kita punya kolam renang, mereka punya sungai yang besar. Kita punya lampu antik di rumah, mereka setiap malam bisa melihat bulan dan bintang," jawabnya.

Kemudian sang ayah bertanya, "Lantas bagaimana?"

Sang anak kembali menjawab, "Saat kita sering beli bahan makanan, mereka menanam dan memanen sendiri. Aku punya mainan, mereka punya teman. Kita dilindungi pagar yang tinggi dan kokoh, mereka punya tetangga yang saling menyapa. Kita punya tetangga yang punya anak seumuran denganku, tapi aku hampir tak pernah bertemu dengan mereka."

Mendengar jawaban ini, sang ayah tersenyum. Sang anak kemudian menyimpulkan, "Terima kasih, Ayah. Kau telah mengajarkan aku bahwa mungkin kita kaya dan punya segalanya, tapi mungkin.. hidup bukan sekedar tentang semua itu."

Sang ayah mengangguk sambil tersenyum, "Bukan uang yang membuat kita bahagia. Tapi kesederhanaan kecil yang mereka miliki yang sebenarnya membuat seseorang bisa bahagia. Teman, keluarga, sosialisasi, keterbatasan, kerja keras, solidaritas, hal-hal seperti ini sebaiknya kau pelajari sejak muda."

"Ayah tak langsung lahir sebagai orang kaya. Ayah ingin kamu belajar bahwa kebahagiaan lebih penting dari semua yang nanti akan ayah wariskan padamu," ujarnya.

Kemapanan memang bisa mencukupi kita. Seringkali kita berusaha keras untuk mencapai kemapanan dan kemakmuran. Namun, hidup tidak selalu mengenai kemapanan.

Sembari mencukupi materi, jangan lupa untuk selalu berbagi dan mengasihi. Hidup akan kosong bila kita hanya memikirkan target kerja dan materi, sementara tak diimbangi dengan tawa bahagia bersama mereka yang kita sayangi.

Note: Artikel ini berasal dari berbagai sumber luar milik orang lain, dan maaf saya tak mencantumkan sumbernya dikarenakan telah lupa & tak tahu akan sumber tersebut.
Semoga pahala amal jariah selalu tercurah kepada pemilik asli yang sudah bersusah payah lagi ikhlas membuat artikel ini. Aamiin. 

KELUHAN SEORANG ISTRI



Ummi : "Abi…belikan Ummi mesin cuci donk…Abi ganteng dech… (merayu mode : ON)"

Abi : "Waduh Ummi…! Mesin cuci bagi Abi masih termasuk barang mewah…Ummi kan tau sendiri, kalau pendapatan Abi masih pas2an untuk memenuhi kebutuhan kita…"

Ummi : (manyun)

Abi : "Tuh kan langsung berubah wajahnya…entar cantiknya hilang lho… Ummi semenjak bergaul dekat dengan tetangga sebelah jadi banyak perubahan, jadi banyak permintaan ke Abi."

Ummi : "Ihh Abi su'udzhan aja! Ummi minta mesin cuci bukan karena terpengaruh tetangga sebelah, tapi lihat nih tangan Ummi…"



Abi : "Hah…? Kenapa dengan tangan Ummi? Gak ada yang berubah…masih tetap dua…"

Ummi : "Jah Abi…jumlahnya memang masih tetap dua, tapi tangan Ummi sudah tidak halus lagi seperti dulu… tangan Ummi sudah berubah jadi kasar…Inilah akibat dari mencuci baju dengan tangan langsung, belum lagi mengerjakan pekerjaan rumah, mengurus anak-anak sampai mengurus ladang kita…hiks…hiks…"

Abi : "Memang kalau tangan Ummi kasar kenapa?"

Ummi : "Ummi malu…setiap bersalaman dengan teman-teman Ummi, mereka selalu melihat tangan Ummi dan bertanya ada apa, karena tangan mereka tidak sekasar tangan Ummi, tangan mereka halus-halus."

Abi : "Hehehe…Insya Allah nanti Abi berikan yang lebih baik dari mesin cuci, Ummi mau??"

Ummi : "Hah? benarkah Abi??? (girang dengan mata berkaca-kaca)"

Abi : "Benar…Insya Allah…"

Ummi : "Apakah itu Abi? Pembantu buat Ummi??"

Abi : "Bahkan lebih baik dari pembantu…(senyum dengan wajah penuh rahasia)"

Ummi : "Wah…masya Allah…Apa itu Abi? (tambah terharu)"

Abi : "Yaitu…Ucapkanlah setiap selesai sholat fardhu, Subhanallah 10 kali, Alhamdulillah 10 kali, Allahu Akbar 10 kali. Apabila hendak tidur, maka bacalah Subhanallah 33 kali, Alhamdulillah 33 kali, dan Allahu Akbar 33 kali. Hal itu lebih baik bagi Ummi daripada mesin cuci, bahkan dari seorang pembantu."

Ummi : "Itu mah Ummi sudah tahu Abi…(kembali manyun)"

Abi : "Kalau sudah tahu kenapa masih bertanya? hehehe… Jangan menganggap remeh amalan ini lho…Ummi tahu sebabnya hadits ini ada (asbabul wurud-nya)?"

Ummi : "Belum tahu…apa?"

Abi : "Baik abi ceritakan..Sesungguhnya Fathimah radhiyallahu 'anha (putri Rasulullah shalallahu alaihi wasallam) mengeluhkan tangannya (yang kasar dan sakit) akibat penggilingan (yang digerakkan tangannya). Sedangkan pada saat itu terbetik berita bahwa didatangkan tawanan perang (budak) kepada Nabi shalallahu 'alaihi wasallam. Maka, bertolaklah Fathimah untuk menemui Nabi shalallahu 'alaihi wasallam (dengan maksud bisa meminta budak untuk dijadikan pembantu di rumahnya). Namun, ternyata dia tak bertemu Nabi shalallahu 'alaihi wasallam. Dia bertemu Aisyah radhiyallahu 'anha. Diungkapkanlah apa yang menjadi keinginan hatinya kepada Aisyah. Maka, ketika Nabi shalallahu 'alaihi wasallam tiba, Aisyah mengabarkan tentang hal itu kepada beliau. Kemudian Nabi shalallahu 'alaihi wasallam mendatangi mereka berdua. Saat ditemui, mereka berdua tengah berbaring di tempat tidur. "Tetaplah kalian di tempat " kata Nabi shalallahu 'alaihi wasallam. Lantas beliau duduk di antara keduanya (Ali dan Fathimah). Kata Ali, "Hingga aku rasakan dinginnya kedua kaki Beliau di perutku." Lalu Nabi shalallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Maukah aku ajari kalian berdua tentang sesuatu yang lebih baik dari (pembantu) yang kalian berdua minta? Apabila kalian berdua telah mendapati tempat pembaringan (menjelang tidur), hendaknya bertakbir (mengagungkan-Nya) 33 kali, bertasbih (menyucikan-Nya) 33 kali, dan bertahmid (memuji-Nya) 33 kali. Maka, itu (semua) lebih baik daripada seorang pembantu.' (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Berkenaan hadits di atas, Al-Imam Ibnu Hajar Al-'Asqalani menjelaskan, bahwa dengan membiasakan berdzikir kepada Allah Azza wa Jalla niscaya akan diberikan kekuatan yang lebih besar dibanding kekuatan yang mampu dikerjakan oleh seorang pembantu. Atau (dengan membiasakan berdzikir kepada Allah) akan mempermudah urusan. Sekiranya terjadi seseorang diberi beragam urusan, dengan (dzikir) itu akan lebih memudahkan dibanding diberi seorang pembantu kepadanya. Yang jelas, kandungan hadits di atas memiliki maksud betapa manfaat tasbih (menyucikan Allah) dikhususkan terhadap kampung akhirat, sedangkan manfaat adanya pembantu khusus menggapai (apa yang ada) di dunia saja. Padahal akhirat itu lebih baik dan lebih kekal adanya. (Fathul Bari, Bab 'Amalil Mar`ah fi Baiti Zaujiha, penjelasan hadits no. 5361, 9/484).

Ummi : "Masya Allah.. kisah yang indah sekali…Ummi jadi malu, Ummi mengaku mengikuti Salaf (generasi terbaik terdahulu), namun kepribadian Ummi masih sangat jauh dibandingkan dengan para Salaf."

Abi : "Benar Ummi…Lihatlah Putri Rasulullah, Fathimah radhiyallahu anha, tangan Beliau sampai kasar dan sakit karena harus menarik penggilingan yang berat setiap hari, juga mengambil air dengan qirbah dan dipikulnya hingga membekas di pundaknya, dan menyapu rumah hingga kotor pakaiannya. Suaminya (Ali bin Abi Thalib) adalah orang yang fakir, sehingga tidak dapat mencarikan pembantu yang akan membantu pekerjaan Fathimah yang melelahkan."

Ummi : "Tapi abi…kalau tangan Ummi kasar, Ummi khawatir rasa cinta Abi ke Ummi akan berkurang."

Abi : "Justru Ummi tidak perlu khawatir, dengan beberapa alasan. Pertama, Ummi sudah laku bukan? Sudah jadi Istri Abi. Kalau belum laku, Ummi boleh khawatir. Kedua, Abi malah tambah rasa cinta Abi ke Ummi, bukan malah berkurang, karena itulah bukti dan saksi bahwa Ummi adalah Ibu rumah tangga yang sejati. Kasarnya tangan Ummi bisa dijadikan bukti dan saksi nanti di akhirat -Insya Allah- bahwa Ummi telah melaksanakan tugas-tugas Ummi dengan sebaik-baiknya."

Ummi : "Insya Allah Abi.. (terharu dan mata berkaca-kaca). Tapi Abi janji ya??"

Abi : "Janji apa Ummi?"

Ummi : "Abi tidak mampu beliin Ummi mesin cuci, dan Ummi ridha akan hal itu… tapi Abi juga jangan punya niat untuk ta'addud (poligami) ya? Masak ta'addud mampu,bsedangkan beli mesin cuci tidak mampu?!"

Abi : "Glekk!!…(keselek)"

Sedikit selingan yach.....salam santunku_____^_^
Note: Artikel ini berasal dari berbagai sumber luar milik orang lain, dan maaf saya tak mencantumkan sumbernya dikarenakan telah lupa & tak tahu akan sumber tersebut.
Semoga pahala amal jariah selalu tercurah kepada pemilik asli yang sudah bersusah payah lagi ikhlas membuat artikel ini. Aamiin. 

Sosok Khadijah di akhir zaman


Amanat buat para istri

Pesan isteri ‘Auf bin Muslim Ashaibani kepada puterinya yang akan menikah dengan al Haris bin Amr, raja negeri Kandah.

“Wahai anakku! Kalaulah wasiat ini untuk kesempurnaan adabmu, aku percaya kau telah mewarisi segala-galanya, tetapi ia sebagai peringatan untuk yang lalai dan panduan bagi orang yang menggunakan akal.

Andai kata wanita tidak memerlukan suami karena berasa cukup dengan kedua ibu bapanya, tentu ibumu adalah orang yang paling berasa cukup tanpa suami. Tetapi wanita diciptakan untuk lelaki dan lelaki diciptakan untuk wanita.



Wahai puteriku, Sesungguhnya engkau akan meninggalkan rumah tempat kamu dilahirkan dan kehidupan yang telah membesarkanmu untuk berpindah kepada seorang lelaki yang belum kamu kenal dan teman hidup yang baru.

Kerana itu, jadilah 'hamba' wanita baginya, tentu dia juga akan menjadi 'hamba' lelaki bagimu serta menjadi pendampingmu yang setia. Peliharalah sepuluh sifat ini terhadapnya, tentu ia akan menjadi perbendaharaan yang baik untukmu:

Pertama dan kedua, berkhidmat dengan rasa puas serta taat dengan baik kepadanya.

Ketiga dan keempat, memerhatikan tempat pandangan matanya dan bau yang diciumnya. Jangan sampai matanya memandang yang tidak cantik daripadamu dan jangan sampai dia mencium bau yang busuk daripadamu.

Kelima dan keenam, memerhatikan waktu tidur dan waktu makannya, karena lapar yang berlarutan dan tidur yang terganggu dapat menimbulkan rasa marah.

Ketujuh dan kedelapan, menjaga hartanya dan memelihara kehormatan serta keluarganya. Perkara pokok dalam masalah harta adalah membuat kira-kira dan perkara pokok dalam keluarga adalah pengurusan yang baik.

Kesembilan dan kesepuluh, jangan membangkang perintahnya dan jangan membuka rahasianya. Apabila kamu mengingkari perintahnya, berarti kamu melukai hatinya. Apabila kamu membuka rahasianya kamu tidak akan selamat daripada pengkhianatannya.

Kemudian janganlah kamu bergembira di hadapannya ketika dia bersedih atau bersedih di hadapannya ketika dia berseronok.

Jadilah kamu orang yang sangat menghormatinya, tentu dia akan sangat memuliakanmu.

Jadilah kamu orang yang selalu sekata dengannya, tentu dia akan sangat belas kasihan dan sayang kepadamu.

Ketahuilah, sesungguhnya kamu tidak akan dapat apa yang kamu inginkan sehingga kamu mendahulukan kehendaknya daripada keredaanmu, dan mendahulukan kegembiraannya daripada kesenanganmu, baik dalam hal yang kamu sukai atau yang tidak kamu senangi dan Allah pasti memberkatimu.”

..::Kitab al-Bayan wa'l-Tabyin oleh al-Jahiz::..

Basuhlah Cermin Hati Kita


Terkadang secara tidak sadar, kita begitu sering memandang orang lain tanpa memandang diri sendiri terlebih dahulu. Sehingga apa yang tergambar dari hasil pandangan kita itu adalah cenderung kepada peremehan orang lain, menganggap orang lain begitu berbeda (baca: lebih buruk), bahkan berpikir seolah hanya orang-orang seperti kitalah yang berhak tinggal di dunia ini.

Setelah itu, tidak jarang keluar kata-kata yang juga meremehkan, mengecilkan, dari mulut ini sebagai kelanjutan dari pandangan awal yang sempit tadi. Dan ini, seringkali dilakukan tanpa sadar karena memang bermula dari dalam dada (hati) ini. Sungguh saudaraku, kita begitu lupa akan ingatan Allah bahwa belum tentu orang-orang yang kita anggap lebih buruk (baca:diolok-olok) lebih buruk, bahkan mungkin pada diri kitalah hakikat keburukan itu. Hanya saja, sekali lagi, kita begitu sering tidak bercermin. Atau mungkin cemin itu begitu buram dan berdebu karena terlalu lama tersimpan tanpa kita gunakan barang sebentarpun.


Saudaraku, jika mungkin tidak secara lisan kita menghinakan, mencaci, mengecilkan, atau menganggap remeh orang lain, bisa jadi kita juga melakukan semua hal itu dengan sikap, cibiran bibir, gerakkan badan, ekspresi wajah atau hanya sekedar menghinanya dalam hati. Betapa sering kita melemparkan uang kecil dari balik pagar tinggi rumah kepada para pengemis, atau bahkan lontaran kata "maaf" sambil berbalik dengan mulut menggerutu berharap pengemis itu tidak datang kembali di lain hari.

Sesekali dada ini membusung saat menghadapi atau berbicara dengan orang lain yang kita anggap dalam posisi tidak lebih baik, tidak lebih beruntung, tidak lebih pintar, tidak lebih tua. Bibir ini boleh jadi tetap mengembangkan senyum saat berbicara dengan orang-orang itu, tapi senyum itu tentu akan sangat menyakitkan bila mereka tahu bahwa hati ini sedang menghinakannya. Ketahuilah saudaraku, manusia yang terlalu sering dihinakan, dizhalimi lebih peka mata bathinnya sehingga mereka bisa dengan jelas membedakan mana keihklasan dan mana kepalsuan atau kemunafikan.

Mungkin kita merasa gerah, tidak betah bila harus berlama-lama dengan orang-orang yang pakaiannya tidak sebagus yang kita kenakan, orang-orang yang menu makannya jauh berbeda secara harga apalagi kandungan gizinya, dengan orang-orang yang tidak memiliki kendaraan seperti kepunyaan kita, tidak bekerja seperti kita yang karyawan, profesionalis, wanita karir, pengusaha, tidak berpenghasilan sebanyak yang kita dapat, tidak berpendidikan setinggi yang kita raih saat ini.

Sungguh juga saudaraku, cermin hati ini begitu kotor, sehingga memburamkan mata hati ini dari melihat keberadaan malaikat Allah diantara kita dengan orang-orang itu yang begitu dekat dan melekat. (Nu'man bin Muqrin) berkata: "Bahwasannya ada seorang laki-laki mencaci orang lain disisi Nabi Saw, kemudian orang yang dicaci mengatakan: "Mudah-mudahan keselamatan tercurah atasmu." Lalu Nabi Saw bersabda: "Ketahuilah bahwasannya ada malaikat di antara kamu berdua yang membelamu; setiap kali orang ini mencacimu. Malaikat itu berkata kepadanya: "Tetapi engkau, engkaulah yang lebih berhak terhadap cacian itu; dan jika engkau mengatakan: "Mudah-mudahan keselamatan tercurah atasmu", maka malaikat itu berkata: "Tidak, tetapi engkau, engkaulah yang berhak terhadapnya." ( HR. Ahmad)

Saudaraku, mari segera kita bersihkan cermin hati ini, basuhlah ia dengan memperbanyak mengagungkan kebesaran Allah, sehingga mengikis kesombongan yang sekian lama terhujam dalam hati ini. Tanamilah benih-benih kebajikan dan amal sholeh didasarnya, sehingga menumbuhkan bunga-bunga kesamaan dan penghormatan terhadap sesama serta siramilah selalu hingga ke akarnya dengan air kesyukuran, sehingga memupuk kerendahan hati ini. Wallahu a'lam bishshowaab (Bayu Gautama)

Adakah istri yang tidak cerewet ?


Adakah Istri Yang Tidak Cerewet?

Sulit menemukannya. Bahkan istri Khalifah sekaliber Umar bin Khatab pun cerewet.

Seorang laki-laki berjalan tergesa-gesa. Menuju kediaman khalifah Umar bin Khatab. Ia ingin mengadu pada khalifah; tak tahan dengan kecerewetan istrinya. Begitu sampai di depan rumah khalifah, laki-laki itu tertegun. Dari dalam rumah terdengar istri Umar sedang ngomel, marah-marah. Cerewetnya melebihi istri yang akan diadukannya pada Umar. Tapi, tak sepatah katapun terdengar keluhan dari mulut khalifah. Umar diam saja, mendengarkan istrinya yang sedang gundah. Akhirnya lelaki itu mengurungkan niatnya, batal melaporkan istrinya pada Umar.

Apa yang membuat seorang Umar bin Khatab yang disegani kawan maupun lawan, berdiam diri saat istrinya ngomel? Mengapa ia hanya mendengarkan, padahal di luar sana, ia selalu tegas pada siapapun?

Umar berdiam diri karena ingat 5 hal. Istrinya berperan sebagai BP4. Apakah BP4 tersebut?



1. Benteng Penjaga Api Neraka

Kelemahan laki-laki ada di mata. Jika ia tak bisa menundukkan pandangannya, niscaya panah-panah setan berlesatan dari matanya, membidik tubuh-tubuh elok di sekitarnya. Panah yang tertancap membuat darah mendesir, bergolak, membangkitkan raksasa dalam dirinya. Sang raksasa dapat melakukan apapun demi terpuasnya satu hal; syahwat.

Adalah sang istri yang selalu berada di sisi, menjadi ladang bagi laki-laki untuk menyemai benih, menuai buah di kemudian hari. Adalah istri tempat ia mengalirkan berjuta gelora. Biar lepas dan bukan azab yang kelak diterimanya Ia malah mendapatkan dua kenikmatan: dunia dan akhirat.

Maka, ketika Umar terpikat pada liukan penari yang datang dari kobaran api, ia akan ingat pada istri, pada penyelamat yang melindunginya dari liukan indah namun membakar. Bukankah sang istri dapat menari, bernyanyi dengan liuka yang sama, lebih indah malah. Membawanya ke langit biru. Melambungkan raga hingga langit ketujuh. Lebih dari itu istri yang salihah selalu menjadi penyemangatnya dalam mencari nafkah.

2. Pemelihara Rumah

Pagi hingga sore suami bekerja. Berpeluh. Terkadang sampai mejelang malam. Mengumpulkan harta. Setiap hari selalu begitu. Ia pengumpul dan terkadang tak begitu peduli dengan apa yang dikumpulkannya. Mendapatkan uang, beli ini beli itu. Untunglah ada istri yang selalu menjaga, memelihara. Agar harta diperoleh dengan keringat, air mata, bahkan darah tak menguap sia-sia Ada istri yang siap menjadi pemelihara selama 24 jam, tanpa bayaran.

Jika suami menggaji seseorang untuk menjaga hartanya 24 jam, dengan penuh cinta, kasih sayang, dan rasa memiliki yang tinggi, siapa yang sudi? Berapa pula ia mau dibayar. Niscaya sulit menemukan pemelihara rumah yang lebih telaten daripada istrinya. Umar ingat betul akan hal itu. Maka tak ada salahnya ia mendengarkan omelan istri, karena (mungkin) ia lelah menjaga harta-harta sang suami yang semakin hari semakin membebani.

3. Penjaga Penampilan

Umumnya laki-laki tak bisa menjaga penampilan. Kulit legam tapi berpakaian warna gelap. Tubuh tambun malah suka baju bermotif besar. Atasan dan bawahan sering tak sepadan. Untunglah suami punya penata busana yang setiap pagi menyiapkan pakaianannya, memilihkan apa yang pantas untuknya, menjahitkan sendiri di waktu luang, menisik bila ada yang sobek. Suami yang tampil menawan adalah wujud ketelatenan istri. Tak mengapa mendengarnya berkeluh kesah atas kecakapannya itu

4. Pengasuh Anak-anak

Suami menyemai benih di ladang istri. Benih tumbuh, mekar. Sembilan bulan istri bersusah payah merawat benih hingga lahir tunas yang menggembirakan. Tak berhenti sampai di situ. Istri juga merawat tunas agar tumbuh besar. Kokoh dan kuat. Jika ada yang salah dengan pertumbuhan sang tunas, pastilah istri yang disalahkan. Bila tunas membanggakan lebih dulu suami maju ke depan, mengaku, ?akulah yang membuatnya begitu.? Baik buruknya sang tunas beberapa tahun ke depan tak lepas dari sentuhan tangannya. Umar paham benar akan hal itu.

5. Penyedia Hidangan

Pulang kerja, suami memikul lelah di badan. Energi terkuras, beraktivitas di seharian. Ia butuh asupan untuk mengembalikan energi. Di meja makan suami Cuma tahu ada hidangan: ayam panggang kecap, sayur asam, sambal terasi, dan lalapan. Tak terpikir olehnya harga ayam melambung; tadi bagi istrinya sempat berdebat, menawar, harga melebihi anggaran. Tak perlu suami memotong sayuran, mengulek bumbu, dan memilah-milih cabai dan bawang. Tak pusing ia memikirkan berapa takaran bumbu agar rasa pas di lidah. Yang suami tahu hanya makan. Itupun terkadang dengan jumlah berlebihan; menyisakan sedikit saja untuk istri si juru masak. Tanpa perhitungan istri selalu menjadi koki terbaik untuk suami. Mencatat dalam memori makanan apa yang disuka dan dibenci suami.

Dengan mengingat lima peran ini, Umar kerap diam setiap istrinya ngomel. Mungkin dia capek, mungkin dia jenuh dengan segala beban rumah tangga di pundaknya. Istri telah berusaha membentenginya dari api neraka, memelihara hartanya, menjaga penampilannya, mengasuh anak-anak, menyediakan hidangan untuknya. Untuk segala kemurahan hati sang istri, tak mengapa ia mendengarkan keluh kesah buah lelah.

Umar hanya mengingat kebaikan-kebaikan istri untuk menutupi segala cela dan kekurangannya. Bila istri sudah puas menumpahkan kata-katanya, barulah ia menasehati, dengan cara yang baik, dengan bercanda. Hingga tak terhindar pertumpahan ludah dan caci maki tak terpuji.

Akankah suami-suami masa kini dapat mencontoh perilaku Umar ini. Ia tak hanya berhasil memimpin negara tapi juga menjadi imam idaman bagi keluarganya.

..:: Wallahu'alam bisshawab ::..
(From Renungan N Kisah Inspiratif)